Nationalgeographic.co.id—Kekaisaran Ottoman berada di puncak kekuasaannya pada abad ke-16 dan ke-17. Saat itu, Ottoman berhasil menguasai sebagian besar Eropa Tenggara, Irak, Suriah, Israel, Mesir, sebagian Afrika Utara, dan Jazirah Arab. Disebut juga Kesultanan Utsmaniyah, Ottoman tumbuh menjadi kesultanan Islam yang kuat, setelah menaklukkan tanah Arab. Setelah kampanye Suleiman yang Agung, dari Eropa Tengah hingga Samudra Hindia, Ottoman menjadi kekuatan Mediterania dan Eropa terbesar. Sayangnya, kejayaan Ottoman menurun dari waktu ke waktu. Bahkan selama 200 tahun sebelum keruntuhannya, Kekaisaran Ottoman dijuluki Pesakitan Eropa. Apa sebabnya?
Krisis di Kekaisaran Ottoman
"Pada akhir abad ke-18, krisis Kekaisaran Ottoman diawali dengan krisis sistem militernya," tulis Igor Ladulovic di laman The Collector. Tentara Ottoman, termasuk organisasi dan peralatannya, masih tertinggal jauh di belakang pasukan kekuatan besar Eropa.
Selain itu, kesewenang-wenangan penguasa lokal memiliki konsekuensi ekonomi dan sosial yang parah. Kekaisaran lambat laun dilanda kekacauan dan keuangan negara semakin menipis.
Sultan menyadari diperlukan reformasi yang komprehensif dan menyeluruh untuk mengembalikan kejayaan kekaisaran ini.
Namun, setiap upaya reformasi ternyata membahayakan banyak kepentingan pribadi dan berpotensi merusak banyak hak dan keistimewaan yang diperoleh. "Gagasan reformasi segera memicu perlawanan sengit dari berbagai kekuatan di masyarakat," kata Radulovic.
Akar terdalam dari krisis di Kekaisaran Ottoman terletak pada penurunan bertahap dari fondasinya. Kekaisaran didasarkan pada sistem feodal, sebuah sistem yang menjadi sandaran kekuatan militer dan ekonomi negara. Di bawah pengaruh kedua faktor internal dan penetrasi pengaruh ekonomi yang lambat namun terus-menerus dari Eropa, sistem ini mulai terganggu sejak akhir abad ke-16.
Permasalahan Timur
Pesakitan Eropa adalah julukan diberikan kepada negara atau kekaisaran yang terletak di beberapa bagian Eropa dan sedang mengalami krisis ekonomi.
Kaisar Nicholas I dari Rusia dianggap sebagai orang pertama yang menggunakan istilah "pesakitan". Saat itu, julukan Pesakitan Eropa diberikan pada Kekaisaran Ottoman pada pertengahan abad ke-19.
Di tengah krisis, ada beberapa kekuatan besar yang menginginkan bagian mereka dari Ottoman. Itulah mengapa Permasalahan Timur menandai politik abad ke-19. Permasalahan Timur adalah masalah ketidakstabilan politik dan ekonomi di Kesultanan Utsmaniyah dari akhir abad ke-18 hingga awal abad ke-20 dan persaingan strategis selanjutnya serta pertimbangan politik kekuatan besar Eropa sehubungan dengan hal ini.
Krisis di Kekaisaran Ottoman mengancam keseimbangan kekuasaan di Eropa, itulah mengapa banyak negara atau kerajaan berusaha turut campur.