Hannibal Barca yang Ditakuti dan Jadi Mimpi Buruk Bagi Romawi

By Galih Pranata, Sabtu, 11 Februari 2023 | 10:00 WIB
Patung Hannibal yang memimpin pertempuran Punisia melawan Roma. (Zoonar GmbH/ Alamy Stock Photo)

Nationalgeographic.co.id—Seorang jenderal yang hebat dan ahli taktik, Hannibal Barca secara luas dianggap sebagai salah satu pemimpin militer terbaik dalam sejarah. Dia adalah satu-satunya manusia yang ditakuti Romawi.

Hannibal tumbuh dari sumpah serapah ayahnya, Hamilcar Barca yang berjanji akan selalu memerangi Romawi. Wajar saja, Kartago yang menjadi kerajaan yang dipimpin Hamiclar, ditaklukkan oleh Romawi pada pertempuran Punisia pertama.

"Masa kecil Hannibal dihabiskan di kamp militer, dan pada usia 18 tahun, pemuda itu sudah memimpin pasukan," tulis Vedran Bileta kepada The Collector dalam artikel berjudul "Hannibal Barca: Rome's Greatest Enemy and Worst Nightmare" terbitan 13 Agustus 2021.

Kematian ayahnya pada 228 SM dan saudara laki-lakinya tujuh tahun berselang, menjadikan Hannibal sebagai komandan bagi semua pasukan Kartago di Semenanjung Iberia. Kala itu, ia baru berusia 26 tahun!

Perluasan Kartago yang telah dilakukan sejak era Hamilcar hingga ke Semenanjung Iberia, memudahkan Hannibal dalam memimpin pasukannya dalam mengunci pergerakan Romawi. Inilah yang membuat para senator Roma mulai khawatir.

"Hannibal dengan cepat mengonsolidasikan kekuasaan di Spanyol, menjadikan kota pesisir Cartagena (Kartago Baru) sebagai basis kekuatan militer dan ekonomi keluarganya hingga mendesak Romawi dari arah Barat," imbuh Bileta.

Untuk menandingi kekuasaan Hannibal di wilayah Cartagena, pihak Romawi bersekutu dengan kota Saguntum. Namun, menurut Hannibal persekutuan Roma dan Saguntum adalah tindakan pelanggaran, bahwa Saguntum seharusnya tetap milik Kartago.

Berkat kesepakatan dengan Saguntum, Romawi dengan mudah mengepung basis kekuatan Kartago dan meminta pasukannya untuk menyerahkan Hannibal Barca. Kartago menolak hingga Perang Punisia Kedua segera berkecamuk.

"Hannibal sangat menyadari situasi strategis Kartago yang tidak menguntungkan. Supremasi angkatan laut Romawi mencegah serangan langsung dari laut, sementara legiun Romawi jauh melebihi jumlah pasukannya," tambahnya.

Bagaimanapun, Hannibal aktor utama dalam tulisan ini. Ia bukanlah pemimpin biasa. Hannibal Barca adalah seorang jenius militer, dan dia akan menunjukkan kecemerlangannya kepada dunia, dengan cara yang paling menakjubkan.

Upaya Hannibal untuk melakukan penyerangan ditempuh lewat jalan yang tak terduga bagi Romawi. Hannibal memasuki Galia selatan dengan memimpin 40.000 infanteri, 12.000 penunggang kuda (termasuk kavaleri Numidian yang terkenal), dan 38 gajah perang.

Alih-alih melawan suku Galia, Hannibal secara bijak membuat persekutuan dengan kepala suku setempat dan menyeberangi Rhone bersama-sama sebelum tentara Romawi dapat menghentikan pergerakannya.

Selama proses perlawanannya terhadap Romawi yang melalui permukiman asing, Hannibal dan sekutunya berhasil mengalahkan penduduk asli yang berusaha menghadangnya. Sampai pada akhir Oktober, Hannibal mencapai kaki pegunungan Alpen!

Sadar bahwa musuh telah melarikan diri melintasi pegunungan Alpen, pasukan Romawi yang mengepung Kartago kembali ke Italia guna mempersiapkan pertahanan mereka untuk musim semi berikutnya.

Mereka tidak akan menduga dalam waktu cepat pasukan Hannibal akan sampai ke Roma di musim dingin. "Hanya orang gila yang berani melintasi jalur Alpen di akhir tahun ini (musim dingin hebat di Alpen)," terusnya.

"Sayangnya bagi orang Romawi, Hannibal dari Kartago adalah orang gila. Petualangannya melintasi Alpen melegenda," imbuhnya lagi.

Mereka benar-benar melalui kondisi musim dingin yang parah, medan yang melelahkan, longsoran salju, badai salju, hingga suhu di bawah nol derajat celcius.

Baca Juga: Pertempuran Cannae: Kegigihan Kartago di Tanah Republik Romawi

Baca Juga: Fakta Seputar Kehidupan Attila sang Hun, Musuh dan Mimpi Buruk Romawi

Baca Juga: Andil Bangsa Hun, Visigoth dan Parthia dalam Keruntuhan Romawi Kuno

Hannibal Barca melakukan hal yang mustahil. Dia melintasi Pegunungan Alpen dan mencapai Italia. Namun dia kehilangan hampir semua gajahnya, dan sisa pasukannya dalam kondisi buruk.

Kemunculan tiba-tiba kekuatan musuh di depan pintu mereka mengejutkan orang Romawi. Romawi takluk dalam pertempuran di Ticinus. Sebulan berselang, pertempuran Trebia adalah yang tersukses dari kemenangan di Ticinus.

Banyak orang Romawi terbunuh karena melarikan diri dari pertempuran, dan lebih banyak lagi yang tenggelam di sungai sedingin es. Tercatat bahwa sekitar 20.000 hingga 30.000 tentara Romawi menjadi korban, Sedangkan hanya beberapa ribu saja di pihak Hannibal.

Pertempuran Trebia sukses besar bagi Hannibal, karena berita kemenangannya menyebar dengan cepat di antara suku-suku setempat, yang bergabung dengan perjuangan Hannibal. Dibantu suku-suku vassal Roma yang memberontak, pasukan Kartago semakin kuat.

Ketika berkecamuknya pertempuran Cannae, tentara Romawi bernafsu untuk memukul mundur Kartago. Namun, Hannibal menyeru pasukannya untuk membentuk formasi bulan sabit.

Hannibal memenangkan pertempuran Punisia II atas Romawi. (War History Online)

Terpancing untuk menyerang legiun Kartago di bagian tengah, sejatinya pasukan Romawi telah terkepung di bagian sayap kanan dan kiri yang segera menyergap dan membantai habis pasukan Roma.

Hannibal disebut kehilangan salah satu matanya. Namun, setelah kemenangan besarnya, sejarah mencatat Hannibal Barca sebagai pemimpin yang paling ditakuti Romawi dan menjadi mimpi buruk bagi mereka.