Wu Sangui, Jenderal Kekaisaran Tiongkok yang Mengkhianati Dua Dinasti

By Sysilia Tanhati, Senin, 20 Februari 2023 | 13:06 WIB
Dalam sejarah Kekaisaran Tiongkok, Wu Sangui dianggap sebagai pengkhianat yang kontroversial. Bukan hanya satu, jenderal Kekaisaran Tiongkok ini berkhianat pada tiga dinasti. (Wikipedia)

Kaisar yang baru menolak untuk mengikuti perjanjian yang dibuat dengan Wu Sangui sebelumnya untuk membagi wilayah dengan Ming.

Dinasti Qing terus berkembang dan menyatukan sebagian besar tempat di Kekaisaran Tiongkok. Sebagai jenderal yang setia, Wu Sangui terus berjuang untuk pemerintah Qing. Namun impiannya tidak pernah hilang, yaitu mengembalikan kejayaan Dinasti Ming.

Pengkhianatan terakhir Wu Sangui

Pada 1659 Wu Sangui diberi kendali sipil dan militer di provinsi barat daya Yunnan. Di sana, ia mengumpulkan pajak dan mengembangkan monopoli perdagangan. Pada saat yang sama, dua komandan lainnya meniru langkah Wu Sangui. Di provinsi tetangga selatan Guangdong dan Fujian, dan Tiongkok Selatan mereka membentuk independen yang menyaingi Qing.

Di saat yang sama, Wu Sangui menunjukkan kesetiaannya yang besar kepada Qing. Ia melacak dan membunuh kaisar terakhir Dinasti Ming, Yongli. Inilah yang membuat Wu Sangui sebagai pengkhianat Dinasti Ming. Selain itu, seluruh keluarga Kaisar Yongli dieksekusi.

Perilaku ini telah lama dikritik dan menjadikan Wu Sangui sebagai pengkhianat paling licik dari Dinasti Ming. Sebagai seorang jenderal Ming, dia melenyapkan harapan terakhir bagi mereka yang masih ingin memulihkan Kekaisaran Ming.

Baca Juga: Kisah Kaisar Tiongkok Yongle Membawa Kekaisaran ke Panggung Dunia

Baca Juga: Kisah Kaisar Tiongkok Yongle Membawa Kekaisaran ke Panggung Dunia

Baca Juga: Kisah Penyebab Kematian Paling Aneh dari para Kaisar Tiongkok

Baca Juga: Yuan, Kaisar Tiongkok Buat Kerajaannya Hancur Akibat Terlalu Baik 

Pada Maret 1678 Wu mendirikan dinastinya sendiri, bernama Dazhou, di Hengzhou, provinsi Hunan. “Di sana, Wu Sangui menyatakan dirinya sebagai kaisar,” ungkap Xia. Belakangan di tahun yang sama, Wu meninggal karena disentri. Cucunya melanjutkan pemberontakan sampai 1681, ketika akhirnya ditumpas. Insiden tersebut dikenal dalam sejarah Tiongkok sebagai Pemberontakan Tiga Perseteruan.

Wu Sangui adalah pengkhianat yang banyak dikritik dalam sejarah Tiongkok, karena pengkhianatannya terhadap Ming, Shun, dan Qing.

Sejarah ditulis oleh para pemenang. Oleh karena itu, sulit untuk mengetahui dengan pasti apa niat asli Wu Sangui. Apakah itu untuk membalas dendam atas mendiang kaisar atau hanya untuk mempertahankan keuntungannya.

Namun tidak bisa dipungkiri jika pilihannya memang memengaruhi sejarah Tiongkok. Keputusannya merenggut nyawa yang tak terhitung jumlahnya dan menyebabkan kerugian besar bagi semua dinasti yang dijanjikan kesetiaannya.

Oleh karena itu, terlepas dari situasi kontroversial, orang-orang Ming dan Qing menganggap Wu Sangui sebagai pengkhianat besar.