Akibat Ramuan Keabadian, Kaisar Tiongkok Jiajing Hampir Dibunuh Harem

By Sysilia Tanhati, Sabtu, 4 Maret 2023 | 15:00 WIB
Di era Kaisar Tiongkok Jiajing, pencarian obat keabadian menyebabkan konspirasi harem dan pelayan istana untuk membunuh kaisar. (Ann Paludan)

Nationalgeographic.co.id - Tidak hanya kaisar pertama Tiongkok Qin Shi Huang, beberapa kaisar Tiongkok lainnya juga berupaya untuk memperpanjang umur dengan beragam cara. Salah satunya adalah melalui praktik alkimia untuk menemukan ramuan keabadian. Namun di era Kaisar Jiajing, praktik itu membuat murka para harem dan pelayan istana. Mereka pun berkonspirasi untuk membunuhnya tetapi usahanya gagal.

Kaisar Jiajing atau Kaisar Shizong dari Ming memiliki nama asli Zhu Houcong (1507—1567). Ia adalah seorang kaisar kontroversial dari Dinasti Ming di Kekaisaran Tiongkok.

Masa kecil Pangeran Zhu Houcong yang sempurna dan bahagia

Ayah Zhu Houcong adalah saudara tiri Kaisar Hongzhi Zhu Youcheng. Sang ayah dianugerahi gelar raja dan wilayah kekuasaan.

Sebagai satu-satunya anak dari orang tua dan seorang pangeran terhormat, Zhu Houcong berpendidikan tinggi. Ia melewati masa kecilnya dengan bahagia dan makmur. Zhu Houcong mewarisi gelar raja ketika dia berusia 12 tahun setelah ayahnya meninggal dunia.

Dua tahun kemudian, sepupunya Kaisar Zhengde meninggal dunia tanpa meninggalkan pewaris kekaisaran. Sebagai kerabat laki-laki terdekat dari mendiang kaisar, Zhu Houcong disambut di ibu kota. Ia naik takhta dengan dukungan dari janda permaisuri saat ini dan beberapa menteri yang berkuasa.

Dia adalah seorang politikus yang cerdas. Namun ia dengan licik mengendalikan otoritas terpusat. “Di masa pemerintahannya yang panjang (1521–66/67), ia menambahkan tingkat stabilitas pada pemerintah. Namun pengabaian tugas resminya membawa kekaisaran ke era pemerintahan yang salah,” tulis Grace Young di laman Britannica.

Dalam hampir setengah abad masa pemerintahannya, Dinasti Ming berkembang dengan baik. Ia disebutkan hampir tidak muncul di depan umum setelah mempelajari Taoisme.

Kaisar remaja yang penuh kontroversi

Kaisar Jiajing yang berusia 14 tahun, dengan sedikit sumber daya politik, memulai kontroversi besar mengenai etiket terhadap banyak pejabat. Ini dikenal dengan The Great Controversy of Rites yang telah berlangsung selama tiga tahun.

Meskipun mewarisi takhta dari sepupunya, kaisar ingin menghormati orang tuanya sebagai maharaja dan ibu suri. Tentu saja ini sangat bertentangan dengan etiket Dinasti Ming, terutama ketika ibu suri sebelumnya masih hidup.

Menurut aturan, dia sekarang harus menghormati ayah sepupunya, Kaisar Zhu Youcheng, sebagai ayah angkatnya.

Setelah mengetahui dia tidak bisa mengundurkan diri sebagai kaisar, Kaisar Jiajing semakin sering berdebat dengan pejabat-pejabatnya yang cerdas. Lambat laun, Kaisar Jiajing menemukan lebih banyak sekutu yang mendukungnya, meskipun beberapa hanya oportunis penjilat.

Di bawah pemerintahan Kaisar Jiajing, beberapa menteri sipil yang cerdas mengelola kekaisaran dengan baik. Sementara para jenderal yang luar biasa berhasil melenyapkan penjajah dari perbatasan utara dan tenggara. (Public Domain)

Banyak menteri yang menentang idenya diturunkan pangkatnya dan dikeluarkan dari pemerintah pusat. Kaisar Jiajing akhirnya memenangkan diskusi jangka panjang berskala besar ini tiga tahun kemudian.

Perselisihan ini tidak hanya tentang etiket dan gelar tetapi juga mewakili siapa yang dapat membuat aturan di Dinasti Ming. Pilihannya adalah para menteri yang brilian dan dewasa atau kaisar remaja yang baru naik takhta. Kaisar Jiajing akhirnya mencapai otoritas terpusat mutlak atas pemerintah dan menjadi politisi yang hebat.

Pemimpin kekaisaran yang luar biasa

Kaisar Jiajing tidak puas dengan beberapa perilaku kaisar sepupunya yang suka bercanda, terutama kedekatannya dengan para kasim. Jadi, setelah mendapatkan takhta, dia mengeksekusi kasim terdekat Kaisar Zhengde. Sang kaisar bahkan membuang kasim yang tersisa dari kekuasaan politik.

Di bawah masa pemerintahan Kaisar Jiajing, mantan kasim yang kuat dan berpengaruh hanya bisa melakukan pekerjaan kasar. Ia berperilaku sebagai pelayan yang lebih rendah.

Kemudian Kaisar Jiajing menyempurnakan sistem kabinet dan mereformasi etiket upacara.

Seperti kaisar baik lainnya dalam sejarah Tiongkok, dia menurunkan pajak, mendorong pertanian dan perdagangan. Ia memastikan kekaisarannya maju dan Makmur.

Dalam 20 tahun pertama masa pemerintahannya, tidak diragukan lagi bahwa Jiajing adalah kaisar yang cerdas dan rajin. Ia berupaya untuk membuat rakyatnya hidup lebih baik.

Awal masalah dimulai ketika kaisar mendalami Taoisme

Sepuluh tahun pertama setelah Kaisar Jiajing menikah, dia tidak memiliki bayi. Seorang penganut Tao kemudian menyembuhkannya menggunakan pengobatan Taoisme. Setelah itu, Kaisar Jiajing memiliki banyak anak. Ia pun makin bersemangat untuk berlatih alkimia.

Dia berteman dengan penganut Tao, mempelajari filosofinya dan melakukan alkimia di istananya setiap hari. Ia bahkan merekomendasikan semua pejabatnya untuk percaya pada Taoisme. Seiring dengan berjalannya waktu, kaisar pun mencari ramuan keabadian. Sama sebelum pendahulunya, Kaisar Qin Shi Huang, kaisar pertama Tiongkok.

Inilah yang kemudian membuatnya hampir mati terbunuh di tangan harem dan pelayan istana.

Konspirasi para harem dan pelayan yang murka

Suatu malam di tahun 1542, sekelompok harem pelayan kekaisaran menyelinap ke kamar tidur Kaisar Jiajing. Mereka hampir mencekiknya. Namun karena terlalu gugup dan takut, upaya pembunuhan ini gagal.

Segera, sang ratu diberitahu dan segera menangkap para pelaku. Banyak orang, termasuk beberapa selir kekaisaran, dieksekusi sesudahnya.

Apa penyebabnya? China Fetching menyebutkan jika Kaisar Jiajing meminta banyak pelayan untuk mengumpulkan embun pagi-pagi sekali untuk latihan alkimia. Konon ini sangat menyebalkan dan melelahkan.

“Menurut beberapa sumber, pencarian kaisar untuk keabadian melibatkan pengumpulan darah menstruasi perawan perempuan,” kata Wu Mingren di laman Ancient Origins. Ia menggunakannya untuk membuat zat yang disebut ‘timbal merah’, yang akan dikonsumsi agar bisa hidup selamanya.

Banyak gadis berusia 13-14 dipelihara untuk produksi ramuan keji ini. Mereka hanya diberi makan daun murbei dan air hujan karena kaisar percaya ini akan menjaga kemurnian zatnya.

Para wanita muda dipukuli, tersiksa, dan kelaparan. Bila sakit, mereka akan dibuang. Selirnya juga dipukuli dengan kejam agar selalu tunduk padanya.

Setelah upaya pembunuhan itu, Kaisar Jiajing berhenti muncul dalam pertemuan-pertemuan pemerintahan. Namun dia masih bisa mengendalikan semuanya di balik tembok istana.

Kaisar yang memerintah dari persembunyian dan berkonsultasi dengan “Yang Abadi”

Dalam 20 tahun masa pemerintahannya berikutnya, dia mempraktikkan Taoisme di siang hari dan membaca laporan pemerintah di malam hari.

Alih-alih instruksi langsung, dia selalu menuliskan keputusannya pada surat menggunakan teka-teki kata dan mengirimkannya ke pejabat penting. Hanya orang-orang cerdas yang dapat memecahkan teka-tekinya dan mendapatkan kepercayaan serta promosinya.

Baca Juga: Romawi Beri Pajak Air Kencing, Lahirlah Toilet Umum Berbayar

Baca Juga: Qianlong, Kaisar Tiongkok Paling Beruntung, Tetapi Membawa Kemiskinan

Baca Juga: Chongzen, Kaisar Tiongkok Pilih Akhiri Nyawa Sendiri dengan Sadis

Kaisar Jiajing juga suka berkonsultasi dengan dewa. Untuk itu, Kaisar memiliki seorang penganut Tao yang membantunya berkomunikasi dengan makhluk abadi.

Biasanya, Kaisar Jiajing akan menuliskan pertanyaannya, menyegelnya, dan menyerahkan amplop itu kepada pendeta Tao kepercayaannya. Pendeta itu kemudian akan mengirimkan pertanyaan tersebut kepada makhluk abadi dengan cara membakarnya. Tak lama kemudian, para dewa akan datang dan membimbing dua orang untuk menulis jawabannya di meja pasir yang unik.

Kaisar Jiajing melakukan ini selama beberapa dekade dan percaya semua yang disarankan oleh makhluk abadi.

Kaisar terus mempraktikkan Taoisme dan mengejar keabadian hingga meninggal di usia 60-an.

Kaisar Jiajing adalah kaisar kontroversial dan menyimpang dalam sejarah Tiongkok.

Banyak orang mengkritiknya karena hasratnya yang ekstrem untuk mempraktikkan Taoisme dan alkimia. Sementara dia hampir tidak bekerja dengan rajin sebagai seorang kaisar.

Di bawah pemerintahan Kaisar Jiajing, beberapa menteri sipil yang cerdas mengelola kekaisaran dengan baik. Sementara para jenderal yang luar biasa berhasil melenyapkan penjajah dari perbatasan utara dan tenggara.

Sebagai kaisar atau pribadi, dia luar biasa, eksentrik, dan seorang politisi yang hebat. Ia menjadi satu-satunya kaisar Tiongkok yang hampir tewas di tangan harem akibat kegilaannya pada ramuan keabadian.