Bebek Peking, Sajian Favorit Kaisar Tiongkok yang Jadi Simbol Nasional

By Sysilia Tanhati, Senin, 20 Maret 2023 | 12:00 WIB
Digemari oleh kaisar Tiongkok hingga menyebar ke rakyat biasa, hidangan bebek peking jadi simbol nasional Tiongkok. (City Foodsters)

Nationalgeographic.co.id—Hidangan bebek peking kini menjadi hidangan nasional Tiongkok. Digemari oleh kaisar Tiongkok hingga menyebar ke rakyat biasa, mengapa sajian ini begitu digemari?

Sebagai salah satu hidangan paling representatif dari Beijing, bebek peking memiliki sejarah panjang sejak era kekaisaran. Bebek panggang telah disajikan sejak Dinasti Selatan dan Utara. The Shizhenlu, buku kuno tentang masakan Tionghoa, mencatat bebek panggang sebagai makanan yang disajikan di dapur kekaisaran.

Hidangan ini khas dengan kulitnya yang renyah, daging yang empuk, dan rasa yang otentik. “Bebek peking biasanya disantap dengan daun bawang, timun, saus kacang manis, dan kue dadar,” tulis Sun Jiahui di laman The World of Chinese.

Meskipun menggunakan kata Peking (ejaan lama untuk Beijing), banyak orang mengeklaim bahwa hidangan ini adalah campuran dari masakan daerah yang berbeda. Konon resep pembuatan bebeknya berasal dari Nanjing, irisan daun bawang dari Shandong, dan saus kacang manisnya dari Baoding, provinsi Hebei.

Daging dari bebek berkualitas tinggi

Bebek peking enak karena dibuat dari bebek Beijing berbulu putih. “Ini adalah jenis bebek berkualitas tinggi yang diternakkan khusus untuk diambil dagingnya,” kata Sun. Konon sekitar 1.000 tahun yang lalu, kaisar pendiri dari Dinasti Liao, Jin, atau Yuan menemukan spesies ini saat berburu. Ia pun mulai memeliharanya.

Bebek yang baru menetas dibesarkan di lingkungan yang relatif bebas selama 45 hari pertama kehidupan mereka. Kemudian unggas itu diberi makan dengan paksa sebanyak empat kali sehari selama 15 hingga 20 hari berikutnya. Ini membuat bebek bertambah berat badan dengan cepat.

Digemari oleh kaisar Tiongkok hingga menyebar ke rakyat biasa, hidangan bebek peking jadi simbol nasional Tiongkok. (Public Domain)

Ketika Dinasti Ming berkuasa, ibu kota pertamanya, Nanjing, adalah kota yang terkenal secara historis untuk menikmati bebek. Kebiasaan ini digandrungi oleh berbagai kalangan, mulai dari kaisar Tiongkok hingga rakyat biasa.

Teknik pemanggangan bebek peking

Dikatakan bahwa Zhu Yuanzhang, kaisar Ming pertama, mengonsumsi satu bebek panggang per hari. Para koki di dapur kekaisaran pun mencoba menemukan metode berbeda untuk memanggang bebek. Dua metode utama saat ini adalah pemanggangan oven tertutup dan oven gantung.

Oven tertutup dibuat dari batu bata dan dilengkapi dengan kisi-kisi logam. Oven dipanaskan terlebih dahulu dengan membakar jerami sorgum di alasnya. Bebek dimasukkan ke dalam oven segera setelah api padam. Koki membiarkan daging dimasak perlahan melalui konveksi panas di dalam oven.