Imam-imam kepala Yahudi adalah penuduh utama (delatores dalam hukum Romawi) yang mengajukan bukti-bukti (Lukas 23:2). “Bukti yang mereka ajukan tidak cukup, maka hakim sendiri yang harus menginterogasi terdakwa.”
Alkitab menggambarkan bagaimana Yesus menolak untuk menjawab pertanyaan Pilatus seperti yang dijelaskan Matius 27:14. Akan tetapi dalam Injil Yohanes, perdebatan terjadi antara Pilatus dan Yesus.
Terdakwa memberikan jawaban yang mengelak dari pertanyaan Pilatus, hal ini membuat Pilatus menyatakan, "Aku tidak menemukan sesuatu yang memberatkan-Nya" (Yohanes 18:33-38).
Dalam catatan Matius dan Yohanes, pengadilan berlangsung di hadapan orang banyak yang bersikeras agar Yesus dihukum mati, terlepas dari temuan-temuan Pilatus.
Isbouts berargumen, sangat mungkin bahwa ringkasan Markus tentang persidangan di hadapan Pilatus “agaknya lebih dekat dengan peristiwa yang sebenarnya.”
Dalam penggambaran Markus, Yesus dihadapkan Pilatus yang kemudian bertanya, "Apakah Engkau raja orang Yahudi?" dan Yesus menjawab, "Engkau berkata demikian" (Markus 15:2).
Pilatus tidak berusaha lebih lanjut untuk menanyai Yesus. Siapapun yang diidentifikasi sebagai "raja orang Yahudi", menurut definisinya ialah seorang pemberontak terhadap Roma. Dan pemberontak hanya pantas menerima satu hukuman: penyaliban.
Tempat dan orang
“Lokasi pengadilan juga tidak pasti,” tegas Isbouts, “Injil menyebut ‘markas besar’ Pilatus, atau praetorium.” Praetorium merupakan tempat kedudukan gubernur provinsi di Romawi Kuno.
Isbouts juga mengatakan, bahwa ada dua tempat yang mungkin menjadi lokasi pengadilan, yaitu istana tua Herodes dan Benteng Antonia dekat kompleks Bait Suci.
“Istana Herodes akan menawarkan lebih banyak kenyamanan bagi prefek Roma, tetapi jika terjadi masalah, kemungkinan besar akan terjadi di halaman depan Bait Suci.”
Baca Juga: Ketika para Peziarah Merayakan Paskah di Yerusalem