Ahli Berdebat, Bagaimana Hari-hari Terakhir Yesus Berlangsung?

By Tri Wahyu Prasetyo, Minggu, 9 April 2023 | 10:00 WIB
Kota Tua Yerusalem adalah situs Warisan Dunia UNESCO dan menyimpan situs-situs penting dari periode sejarah Yahudi, Kristen, dan Islam. (SALLYLIVERSAGE—FOTOLIA/ADOBE STOCK)

Nationalgeographic.co.id - Salah satu waktu yang paling sakral dalam agama Kristen adalah Pekan Suci, yang jatuh di antara Minggu Palma dan PaskahPekan ini dianggap suci karena mencakup peristiwa-peristiwa terakhir dalam kehidupan Yesus Kristus sebelum kematian dan kebangkitannya.

“Para ahli Alkitab dan sejarawan telah meneliti catatan-catatan untuk menentukan waktu dan lokasi yang tepat dari peristiwa krusial ini, tetapi jawaban yang pasti belum ditemukan,” ungkap Jean-Pierre Isbouts, profesor Ilmu Sosial di Fielding Graduate University, California.

Selain sebagai akademisi, Isbouts juga merupakan seorang arkeolog dan penulis. Ia juga telah merampungkan karya-karyanya yang membahas berbagai periode sejarah, terutama periode waktu Yesus dan periode seni Renaisans maupun pasca-Renaisans.

Pengkhianatan dan penangkapan

Dalam Alkitab, Yudas mengkhianati Yesus dengan mengungkapkan tempat ia mencari perlindungan setelah merayakan pesta Paskah: Taman Getsemani di Bukit Zaitun.

Penjaga Bait Allah menemukan Yesus di sana. Mereka menangkapnya karena keributan di Bait Allah pada malam Paskah. Ia dibawa ke hadapan Kayafas, Imam Besar Yahudi, di kediaman pribadinya di mana Yesus akan diinterogasi.

Seniman Belanda Gerrit van Honthorst, melukis “Kristus Sebelum Kayafas” sekitar tahun 1617. (PANTHEON STUDIOS)

Kayafas mungkin sengaja berusaha untuk mendakwa Yesus dalam sebuah sesi pribadi untuk menghindari anggota-anggota Mahkamah Agama–terutama kaum Farisi. 

“Banyak ahli berpendapat bahwa tanpa dukungan penuh dari Sanhedrin, dewan politik dan peradilan Yahudi, imam besar tidak memiliki kuasa untuk memerintahkan kematian seseorang.” terang Isbouts.

Oleh karena itu, satu-satunya solusi ialah menyeret masalah ini ke otoritas Romawi setempat dan membawa Yesus ke hadapan Pontius Pilatus. Kini, tantangan Kayafas adalah untuk “mengajukan tuduhan yang akan membenarkan hukuman mati.”

Selama interogasi, Kayafas bertanya kepada Yesus secara langsung, "Apakah Engkau Mesias?" Menurut Markus, Yesus menjawab, "Benar." 

Dan kemudian mengutip dari Mazmur dan Kitab Daniel: "Kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan 'Yang Mahakuasa' dan 'datang dengan awan-awan di langit'" (Mazmur 110:1; Daniel 7:13; Markus 14:61-62).

Isbouts menerangkan, “dengan kata-kata itu, Yesus telah memberikan dalih yang sempurna kepada Kayafas untuk melibatkan orang-orang Romawi.”

“Meskipun Yesus hanya mengutip dari Kitab Suci, imam besar itu tahu, bahwa kata-kata seperti kuasa dan datang dengan awan-awan di langit akan memiliki arti yang sangat berbeda bagi orang Romawi,” imbuhnya.

Beberapa hari atau beberapa minggu?

Menurut Isbouts, sulit untuk menentukan dengan tepat kapan pengadilan yang dipimpin oleh Pilatus berlangsung.

“Kitab Markus menempatkannya segera setelah pemeriksaan oleh Kayafas: ‘Ketika hari mulai pagi ... mereka membelenggu Yesus, membawa-Nya dan menyerahkan-Nya kepada Pilatus’ yang kemudian memulai pemeriksaan,” jelas Isbouts merujuk Markus 15:1.

Beberapa penulis kuno, termasuk Penginjil Markus, sering kali memadatkan peristiwa-peristiwa ke dalam kerangka waktu yang lebih singkat. “Hal ini dilakukan untuk menjaga integritas naratif dari kisah tersebut.”

Sebuah gagasan muncul, bahwa peristiwa-peristiwa Sengsara terjadi hanya dalam beberapa hari. Namun Isbouts juga memberi tahu, bahwa “beberapa ahli percaya jika peristiwa-peristiwa yang sebenarnya mungkin membutuhkan waktu lebih lama.”

Para penuduh dan hakim 

Menurut tradisi, hakim Romawi adalah seseorang dengan pangkat tinggi di kota. Pilatus datang ke Yerusalem pada masa Paskah untuk menekan segala bentuk protes keras dari penduduk setempat. 

“Kehadirannya menunjukkan bahwa ia akan mengawasi jalannya persidangan,” terang Isbouts saat menjelaskan persidangan Yesus.

Antonio Ciseri melukis Pilatus yang menunjukkan Yesus sedang dicambuk dihadapan orang banyak, yang dikenal dengan sebutan (RAFFAELLO BENCINI / BRIDGEMAN IMAGES)

Injil Matius, Lukas, dan Yohanes, menggambarkan sebuah pengadilan yang rumit dan sangat mirip dengan Hukum Ius Civile-Romawi.

Imam-imam kepala Yahudi adalah penuduh utama (delatores dalam hukum Romawi) yang mengajukan bukti-bukti (Lukas 23:2). “Bukti yang mereka ajukan tidak cukup, maka hakim sendiri yang harus menginterogasi terdakwa.”

Alkitab menggambarkan bagaimana Yesus menolak untuk menjawab pertanyaan Pilatus seperti yang dijelaskan Matius 27:14. Akan tetapi dalam Injil Yohanes, perdebatan terjadi antara Pilatus dan Yesus. 

Terdakwa memberikan jawaban yang mengelak dari pertanyaan Pilatus, hal ini membuat Pilatus menyatakan, "Aku tidak menemukan sesuatu yang memberatkan-Nya" (Yohanes 18:33-38). 

Dalam catatan Matius dan Yohanes, pengadilan berlangsung di hadapan orang banyak yang bersikeras agar Yesus dihukum mati, terlepas dari temuan-temuan Pilatus.

Isbouts berargumen, sangat mungkin bahwa ringkasan Markus tentang persidangan di hadapan Pilatus “agaknya lebih dekat dengan peristiwa yang sebenarnya.”

Dalam penggambaran Markus, Yesus dihadapkan Pilatus yang kemudian bertanya, "Apakah Engkau raja orang Yahudi?" dan Yesus menjawab, "Engkau berkata demikian" (Markus 15:2). 

Pilatus tidak berusaha lebih lanjut untuk menanyai Yesus. Siapapun yang diidentifikasi sebagai "raja orang Yahudi", menurut definisinya ialah seorang pemberontak terhadap Roma. Dan pemberontak hanya pantas menerima satu hukuman: penyaliban.

Tempat dan orang

“Lokasi pengadilan juga tidak pasti,” tegas Isbouts, “Injil menyebut ‘markas besar’ Pilatus, atau praetorium.” Praetorium merupakan tempat kedudukan gubernur provinsi di Romawi Kuno.

Isbouts juga mengatakan, bahwa ada dua tempat yang mungkin menjadi lokasi pengadilan, yaitu istana tua Herodes dan Benteng Antonia dekat kompleks Bait Suci.

“Istana Herodes akan menawarkan lebih banyak kenyamanan bagi prefek Roma, tetapi jika terjadi masalah, kemungkinan besar akan terjadi di halaman depan Bait Suci.”

Baca Juga: Ketika para Peziarah Merayakan Paskah di Yerusalem

Baca Juga: Memicu Kontroversi, Mengapa Tanggal Paskah Berubah Setiap Tahun?

Baca Juga: Menyatukan Negeri, Semana Santa Jadi Identitas Nasional Guatemala

Bukti lebih lanjut dapat disimpulkan dari fakta bahwa ketika Paulus ditangkap untuk diadili, ia dibawa ke "barak" (Kisah Para Rasul 21:37), yang oleh sebagian besar ahli disepakati mengacu pada Antonia.

Akhirnya, Injil menyatakan bahwa ada "pemberontak" lain yang juga ditahan di praetorium. “Kehadiran mereka di sana menunjukkan bahwa lokasi tersebut memiliki sebuah penjara yang berfungsi, sekali lagi ini menunjuk pada Antonia.”

Bukit di Yerusalem ini terkadang diidentifikasi sebagai Golgota. (RADIUS IMAGES/CORBIS)

Para ahli sepakat mengenai nama lokasi penyaliban–Bukit Tengkorak, atau Golgota dalam bahasa Aram–lokasi yang tepat dari tempat suci ini juga tidak pasti. 

Sebagian besar Yerusalem dihancurkan oleh tentara Romawi setelah pemberontakan besar Yahudi pada tahun 135 M. “Arah tepat dari tembok yang mengelilingi kota pada masa Yesus juga membuat penentuan lokasi Golgota menjadi sulit,” jelas Isbouts.

“Meskipun tidak dapat menentukan lokasi bersejarah yang tepat, para peziarah Kristen mengunjungi situs-situs ini setiap tahun untuk memperingati peristiwa-peristiwa yang terjadi menjelang Penyaliban,” pungkas Isbouts