Kisah Batu Legendaris yang Digunakan dalam Penobatan Raja Charles III

By Sysilia Tanhati, Kamis, 27 April 2023 | 18:00 WIB
Batu legendaris, Stone of Destiny, akan digunakan dalam penobatan Raja Charles III. Konon batu itu dipercaya memiliki kekuatan supranatural. (Sydney Wilmot/The History of England)

Nationalgeographic.co.id—Stone of Destiny adalah batu legendaris Skotlandia digunakan untuk memahkotai raja dan ratu kuno Skotlandia selama hampir 400 tahun. Namun pada tahun 1296, batu penting itu diambil oleh monarki Inggris.

Ketika 700 tahun kemudian, batu tersebut dikembalikan ke Skotlandia namun Skotlandia telah bergabung dengan Britania Raya. Menjelang penobatan Raja Charles III di bulan Mei, Stone of Destiny akan dibawa ke Inggris. Bagaimana asal muasal batu itu sehingga digunakan dalam peristiwa bersejarah Kerajaan Inggris?

Batu supranatural di Skotlandia

Sebongkah batu pasir akan diangkut dari Kastil Edinburgh di Skotlandia ke Westminster Abbey di London. Diyakini sebagai Batu Takdir atau Stone of Destiny kuno, batu tersebut digunakan dalam penobatan Raja Charles III pada 6 Mei 2023.

Juga dikenal sebagai Batu Scone, ini adalah simbol kuno monarki Skotlandia. “Batu ini digunakan antara abad ke-9 dan ke-14 untuk menobatkan raja dan ratu Skotlandia,” tulis Ashlew Cowie di laman Ancient Origins.

Mitologi Skotlandia dan Irlandia mengeklaim batu itu awalnya datang ke Irlandia pada zaman alkitabiah. Batu tersebut dipercaya sebaga batu yang sama yang muncul dalam Kitab Kejadian 28:12-17. Di sana tuliskan bahwa Batu Yakub diangkut dari Betel ke Haran di Timur Tengah.

Dikenal sebagai Batu Betel dalam tradisi Yahudi dan Kristen, batu ini digunakan sebagai bantal oleh Yakub. Saat ia tidur, dia memimpikan sebuah tangga yang mencapai surga. Batu yang digunakannya itu menjadi pilar dalam mimpi Yakub. Yakub kemudian mengidentifikasinya sebagai Rumah Tuhan.

“Sejak saat itu batu itu dikaitkan dengan kekuatan gaib ketika digunakan,” tambah Cowie lagi.

Roaring Stone atau Batu yang Mengaum

Mitologi Irlandia dan Skotlandia mengeklaim bahwa Batu Yakub diangkut ke Mesir dan kemudian Spanyol. Batu penting itu kemudian berakhir di Bukit Tara di Irlandia. Di sana, batu itu disebut Lia Fail atau Batu yang Mengaum.

Mengapa mengaum? Julukan itu diberikan karena batu itu dikatakan meraung dengan gembira ketika nama raja Irlandia disebutkan. Ini mirip dengan kisah Pedang di Batu legenda Arthurian. Dalam kisah pedang Raja Arthur, hanya raja Inggris yang sah saja yang bisa mencabut pedang itu dari batu.

Setelah berabad-abad memahkotai raja agung kuno di Irlandia, batu itu konon dibawa ke Dál Riata. Itu merupakan koloni Irlandia di barat Skotlandia. Cerita soal raja suci membuat batu disimpan di Kastil Dunstaffnage dekat Oban.

Sekitar tahun 840 Masehi, batu supranatural itu akhirnya dipindahkan ke Scone di Perthshire. Di sana, batu digunakan juga dalam penobatan raja dan ratu.

Kebenaran di balik kisah batu supranatural

Ian Bradley, seorang profesor sejarah budaya dan spiritual di Universitas St Andrews, meragukan kebenaran kisah sebenarnya di balik batu itu.

Dia tidak percaya bahwa batu yang digunakan oleh orang Skotlandia dalam ritual penobatan adalah Batu Yakub. Sejarawan menunjukkan bahwa batu tersebut mewakili jenis batu pasir yang tidak dikenal di Timur Tengah dan Irlandia. “Namun jenis itu relatif umum di sekitar Scone di Perthshire,” ujar Cowie.

Selama berabad-abad, Stone of Destiny telah memainkan peran kunci dalam penobatan raja Skotlandia dan Inggris. Batu supranatural, yang akan ditempatkan di kursi penobatan pada penobatan Raja Charles III, telah lama diselimuti misteri dan mitos. (Cornell University Library)

Pada tahun 1296 Masehi, saat Batu Scone disimpan di Biara Scone dekat Perth, di Skotlandia Tengah, Raja Edward I dari Inggris menginvasi Skotlandia. Sejarah mencatat bahwa Edward mencuri batu itu dan membawanya ke Westminster Abbey.

Namun dua minggu sebelumnya, orang Skotlandia sudah mengetahui rencana Raja Edward. Konon, para biarawan Scone mengganti batu itu dengan batu toilet. Jika kisah itu benar, maka Raja Edward mencuri batu palsu.

Bradley menambahkan bahwa cerita tentang batu asli yang ditukar dicuri oleh Inggris itu menarik, tetapi tidak didukung oleh bukti.

Asli atau bukan, Raja Edward I memindahkan batu itu Westminster Abbey. Di sana, batu bersejarah itu dipasang di dasar kursi penobatan. Sejak saat itu, Stone of Destiny digunakan dalam penobatan setiap raja Inggris.

Baca Juga: Benteng Kekaisaran Romawi yang Hilang Ditemukan di Skotlandia

Baca Juga: Bikin Heboh, 8.000 Koin Abad Pertengahan Ditemukan di Skotlandia

Baca Juga: Eksekusi Sadis Mewarnai Akhir Hidup Ratu Mary dari Skotlandia

Baca Juga: Misteri Monster Loch Ness: Reptil Prasejarah atau Penis Paus? 

Skotlandia belum menjadi bagian dari Britania Raya saat itu. Namun batu yang diambil Edward secara simbolis memberikan kekuasaan raja-raja Inggris di masa depan atas Skotlandia.

Pada tahun 1950, empat siswa Skotlandia mencuri batu itu dari Westminster Abbey, tetapi mereka segera ditangkap. Batu itu pun dikembalikan ke London. Dalam sebuah upacara resmi pada November 1996, Stone of Destiny dikembalikan ke Skotlandia. Sejak itu, batu dipajang di Kastil Edinburgh.

“Dalam salah satu dari banyak invasi Inggris ke Skotlandia, mereka mengambil simbol bangsa kita. Mengembalikannya adalah tindakan yang sangat simbolis,” kata Ian Hamilton, salah satu pencuri batu.

Pada tanggal 6 Mei mendatang, batu itu akan dikembalikan sementara ke rumahnya sebelumnya di Westminster Abbey.

Selama berabad-abad, Stone of Destiny telah memainkan peran kunci dalam penobatan raja Skotlandia dan Inggris. Batu supranatural, yang akan ditempatkan di kursi penobatan pada penobatan Raja Charles III, telah lama diselimuti misteri dan mitos.