Kisah Oppenheimer yang Menyesali Perannya dalam Pengembangan Bom Atom

By Sysilia Tanhati, Minggu, 30 April 2023 | 12:00 WIB
Oppenheimer dikenal sebagai bapak bom atom. Pada akhirnya, ia menyesali perannya dalam penciptaan bom atom. (Ed Westcott )

Nationalgeographic.co.id - Julius Robert Oppenheimer adalah seorang ahli fisika teoretis dan profesor fisika Amerika di University of California, Berkeley. Memegang jabatan direktur ilmiah Laboratorium Los Alamos dan Proyek Manhattan, ia mengembangkan senjata nuklir pertama di dunia. Meski dikenal sebagai bapak bom atom, Oppenheimer mengkritik penggunaan senjata nuklir dan menganjurkan pelucutannya.

Masa muda

Julius Robert Oppenheimer lahir pada tanggal 22 April 1904 di New York. Setelah bergabung dengan Harvard pada tahun 1922 dengan niat menjadi ahli kimia, dia segera beralih ke fisika. Selama berada di sana, dia juga mahir dalam bahasa Latin dan Yunani, menerbitkan puisi dan juga mempelajari filsafat timur.

Setelah lulus, Oppenheimer menghabiskan waktu di Cambridge University melakukan penelitian di Laboratorium Cavendish mereka. “Ini memberinya kesempatan untuk bekerja sama dengan komunitas ilmiah Inggris dan upayanya untuk memajukan penelitian atom,” tulis Amy Irvine di laman History Hit.

Setelah itu, Oppenheimer belajar di Göttingen University pada tahun 1926, memperoleh gelar PhD-nya pada usia 22 tahun. Sementara di sana, Oppenheimer menerbitkan banyak kontribusi penting untuk teori kuantum yang baru dikembangkan. Salah satu makalahnya yang terkenal tentang memisahkan gerak nuklir dari gerak elektronik dalam perlakuan matematis molekul.

Kecerdasannya sangat luar biasa, Oppenheimer dipuji sebagai bapak pendiri sekolah fisika teoretis Amerika.

Ia juga memberikan kontribusi penting dalam teori hujan sinar kosmik dan deskripsi penerowongan kuantum.

Proyek Manhattan

“Kebangkitan Hitler di Jerman telah membangkitkan minat Oppenheimer dalam bidang politik,” tambah Irvine. Pada tahun 1936 dia memihak republik selama Perang Saudara Spanyol dan berkenalan dengan mahasiswa Komunis. Akan tetapi kemudian Oppenheimer kemudian menarik asosiasinya dengan Partai Komunis karena penderitaan yang ditimbulkan oleh Stalin pada ilmuwan Rusia.

Nazi menginvansi Polandia pada tahun 1939. Setelah peristiwan itu, Albert Einstein dan ilmuwan terkemuka lainnya memberi peringatan pada pemerintah Amerika. Mereka mengingatkan tentang bahaya yang mengancam seluruh umat manusia jika Nazi menjadi yang pertama membuat bom nuklir.

Ilmuwan itu pun mendesak Presiden Roosevelt untuk mendanai penelitian pengembangan bom nuklir, sebuah senjata nuklir. Selanjutnya Roosevelt mendirikan Kantor Penelitian dan Pengembangan Ilmiah untuk mengawasi proyek tersebut. Dan Oppenheimer menjadi sangat terlibat dalam upaya mengembangkan bom atom.

Oppenheimer mulai mencari proses untuk memisahkan uranium-235 dari uranium alam dan menentukan massa kritis bahan yang diperlukan untuk membuat bom semacam itu. Baru menikah (1940) dan setahun kemudian menjadi ayah (1941), Oppenheimer ditunjuk sebagai direktur ilmiah Proyek Manhattan pada Juni 1942. Proyek itu bertujuan untuk mencari cara memanfaatkan energi nuklir untuk keperluan militer.