Selidik Perjalanan Es Krim, Sampai Temuan Es Krim Tahan Leleh

By National Geographic Indonesia, Kamis, 4 Mei 2023 | 15:03 WIB
Antonio Latini menulis buku resep sorbetto pertama di dunia pada 1694. Es krim memiliki riwayat evolusi yang panjang, dari zaman Raja Solomo sampai sekarang. (Public Domain)

Ketika makan es krim saat cuaca panas, kita seringkali panik melahapnya karena es krim meleleh ke tangan. Namun, hal semacam itu akan segera teratasi.

Pasalnya, kini ilmuwan tengah mengembangkan cara untuk menjaga es krim beku lebih lama meski dalam suhu tinggi dan menjaga agar teksturnya tetap lembut. Produk es krim ini akan dapat dinikmati masyarakat luas dalam jangka waktu tiga hingga lima tahun mendatang.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh tim ilmuwan dari Universitas Edinburgh dan Universitas Dundee, terobosan ini memanfaatkan bentuk protein alami yang disebut BsIA yang dapat mengikat udara, lemak dan air sekaligus. Protein ditemukan dalam "bakteri baik" dan sudah menjadi bagian dari rantai makanan.

“Kami gembira dengan potensi bahan baru yang dapat meningkatkan kualitas es krim, baik bagi konsumen dan produsen," kata Profesor Cait MacPhee dari Universitas Edinburgh dalam sebuah pernyataan.

Baca Juga: Ambergris, Sekresi Paus Kotaklema dalam Sejarah Parfum Sampai Es Krim

Baca Juga: Di Masa Depan, Es Krim Vanila Kita Mungkin Terbuat dari Sampah Plastik

Baca Juga: Rasa Es Krim Dapat Menunjukkan Kepribadian Seseorang, Anda yang Mana?

Baca Juga: 5 Penemuan Menakjubkan Dalam Dunia Sains 

Pada akhirnya, es krim tetap akan mencair, tapi akan tetap stabil lebih lama. Sehingga anda memiliki beberapa menit tambahan untuk menikmati es krim sebelum meleleh.

Protein tersebut dapat membantu es krim mempertahankan bentuknya dengan mengikat lemak dengan gelembung udara. Hal ini akan membuat lemak menjadi lebih stabil, menjaga es krim beku lebih lama.

Menurut studi dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Science, protein ini berperan sebagai pelindung anti hidrofobik. Ia akan menjaga komponen-komponen es  krim dan juga mencegah pembentukan kristal es, sehingga es krim tetap lembut.

Manfaat lainnya, es krim dapat dikonsumsi pada suhu yang lebih hangat. Artinya, produsen tak perlu menambahkan gula sebanyak seperti biasanya—jumlah yang diperlukan agar rasa manis pada makanan sangat dingin terasa nyata. Selain itu juga dapat mengurangi kandungan lemak pada es krim tanpa mengurangi kelezatan rasanya.

“Dengan menggunakan protein ini, kita dapat menggantikan beberapa molekul lemak yang biasanya digunakan untuk menstabilkan campuran lemak dan air, sehingga dapat mengurangi kandungan lemak tanpa menyebabkan perbedaan rasa,” ujar Macphee.