Nationalgeographic.co.id—Es krim memiliki sejarah yang panjang. Kendati wujudnya tidak sama persis, sederet sajian ini menjadi asal-usul es krim hari ini.
Bagian Alkitab merujuk pada Raja Salomo yang menikmati minuman es dingin selama musim panen. Bahkan, Alexander Agung dari Yunani kuno suka menikmati minuman dingin yang diracik dengan madu atau anggur.
Selama pemerintahan Kaisar Nero di Roma, es dipanen dari pegunungan terdekat dan disimpan di lubang dalam rumah yang ditutupi jerami. Praktik menyimpan es seperti itu kelak menjadi hal biasa selama berabad-abad yang akan datang.
Kaisar Dinasti Tang (618-907) diyakini sebagai orang pertama yang memakan kue manis seperti susu beku. Versi ini dibuat dari susu sapi, kambing, atau kerbau yang dipanaskan dengan tepung. Kamper, zat aromatik yang dipanen dari pohon cemara, ditambahkan untuk meningkatkan tekstur dan rasa.
Campuran tersebut kemudian dimasukkan ke dalam tabung logam dan diturunkan ke dalam kolam es hingga membeku. Proses ini mirip dengan cara orang India membuat kulfi sebelum didinginkan.
Pada abad pertengahan, orang Arab meminum minuman dingin yang disebut serbat, atau sharabt dalam bahasa Arab. Minuman dingin ini sering dibumbui dengan ceri, delima, atau quince. Seiring waktu, minuman tersebut menjadi populer di kalangan bangsawan Eropa. Orang Italia dikatakan telah menguasai teknik pembuatan minuman ini, dengan orang Prancis mengikutinya segera setelah itu.
Pada abad ke-17, minuman es dibuat menjadi makanan penutup beku. Dengan tambahan gula, terciptalah sorbettoatau, seperti yang lebih kita kenal, sorbet.
Antonio Latini (1642-1692), seorang pria yang bekerja untuk Raja Muda Spanyol di Naples, dianggap sebagai orang pertama yang menuliskan resep sorbetto. Dia juga bertanggung jawab untuk membuat sorbet berbahan dasar susu, yang oleh sebagian besar sejarawan kuliner dianggap sebagai es krim resmi pertama.
Pada 1686, seorang Sisilia bernama Francesco Procopio dei Coltelli membuka kedai pertama di Paris, Il Procope. Pendirian menjadi tempat pertemuan bagi banyak intelektual terkenal, termasuk Benjamin Franklin, Victor Hugo dan Napoleon.
Kedai itu memperkenalkan gelato, sorbet versi Italia, kepada publik Prancis. Kudapan itu disajikan dalam mangkuk porselen kecil yang menyerupai cangkir telur. Procopio dikenal sebagai Bapak Gelato Italia.
Sekitar waktu yang sama, orang Prancis mulai bereksperimen dengan makanan penutup beku yang disebut fromage. Nicolas Audiger, dalam bukunya La maison reglée, menjelaskan beberapa resep fromage yang terbuat dari es yang diberi rasa buah.
Satu resep awal termasuk krim, gula, dan air bunga jeruk. Audiger juga menyarankan untuk mengaduk es selama proses pembekuan untuk memasukkan udara dan menciptakan tekstur yang lebih pulen. Selama abad ke-18, fromage beku menjadi sangat populer di seluruh Prancis.
Ketika makan es krim saat cuaca panas, kita seringkali panik melahapnya karena es krim meleleh ke tangan. Namun, hal semacam itu akan segera teratasi.
Pasalnya, kini ilmuwan tengah mengembangkan cara untuk menjaga es krim beku lebih lama meski dalam suhu tinggi dan menjaga agar teksturnya tetap lembut. Produk es krim ini akan dapat dinikmati masyarakat luas dalam jangka waktu tiga hingga lima tahun mendatang.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh tim ilmuwan dari Universitas Edinburgh dan Universitas Dundee, terobosan ini memanfaatkan bentuk protein alami yang disebut BsIA yang dapat mengikat udara, lemak dan air sekaligus. Protein ditemukan dalam "bakteri baik" dan sudah menjadi bagian dari rantai makanan.
“Kami gembira dengan potensi bahan baru yang dapat meningkatkan kualitas es krim, baik bagi konsumen dan produsen," kata Profesor Cait MacPhee dari Universitas Edinburgh dalam sebuah pernyataan.
Baca Juga: Ambergris, Sekresi Paus Kotaklema dalam Sejarah Parfum Sampai Es Krim
Baca Juga: Di Masa Depan, Es Krim Vanila Kita Mungkin Terbuat dari Sampah Plastik
Baca Juga: Rasa Es Krim Dapat Menunjukkan Kepribadian Seseorang, Anda yang Mana?
Baca Juga: 5 Penemuan Menakjubkan Dalam Dunia Sains
Pada akhirnya, es krim tetap akan mencair, tapi akan tetap stabil lebih lama. Sehingga anda memiliki beberapa menit tambahan untuk menikmati es krim sebelum meleleh.
Protein tersebut dapat membantu es krim mempertahankan bentuknya dengan mengikat lemak dengan gelembung udara. Hal ini akan membuat lemak menjadi lebih stabil, menjaga es krim beku lebih lama.
Menurut studi dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Science, protein ini berperan sebagai pelindung anti hidrofobik. Ia akan menjaga komponen-komponen es krim dan juga mencegah pembentukan kristal es, sehingga es krim tetap lembut.
Manfaat lainnya, es krim dapat dikonsumsi pada suhu yang lebih hangat. Artinya, produsen tak perlu menambahkan gula sebanyak seperti biasanya—jumlah yang diperlukan agar rasa manis pada makanan sangat dingin terasa nyata. Selain itu juga dapat mengurangi kandungan lemak pada es krim tanpa mengurangi kelezatan rasanya.
“Dengan menggunakan protein ini, kita dapat menggantikan beberapa molekul lemak yang biasanya digunakan untuk menstabilkan campuran lemak dan air, sehingga dapat mengurangi kandungan lemak tanpa menyebabkan perbedaan rasa,” ujar Macphee.