Fu Chai bukan satu-satunya yang tergoda. Pejabat lain menghibur diri dengan kecantikan wanita Yue. Sedangkan orang kaya menghabiskan banyak uang untuk membangun perkebunannya sendiri.
Untuk memenuhi kebutuhan konstruksi Wu yang menggila, Goujian dan Fan Li mengirim kayu yang sangat besar. Saking besarnya, kayu-kayu itu hanya bisa diangkut melalui sungai ke hilir.
Setelah bertahun-tahun, Wu hanyalah bayangan kebanggaan dari kekuatan sebelumnya. Raja Fu Chai dan para menterinya sangat mencintai wanita dan istana mereka.
Wu Zixu, satu-satunya yang mungkin bisa menyelamatkan mereka, terpaksa bunuh diri ketika dia terlalu sering menyinggung raja.
Ketika kekeringan melanda negara itu, rakyatnya berada di ambang pemberontakan. Pada titik ini, Fu Chai meminta biji-bijian dari Yue. Berpura-pura menjadi pengikut yang baik, Yue setuju.
Namun Yue melakukan sesuatu dengan biji-bijiannya. Sebelum dikirim ke Wu, Fan Li terlebih dahulu memasukkan biji-bijian itu ke dalam air mendidih.
Biji-bijian masih bisa dimakan, tetapi tidak digunakan untuk bercocok tanam. Hal ini membuat petani Wu semakin putus asa.
Goujian sekarang tahu bahwa Wu “sudah matang untuk dipetik”. Dia mengumpulkan pasukan dan menaklukkan Wu dengan sedikit perlawanan. Terjerumus ke dalam rasa malu dan penyesalan, Fu Chai mengambil nyawanya sendiri.
Tapi kemenangan Goujian atas Wu bak pedang bermata dua. Bahkan setelah mengalahkan musuh yang dibencinya, dia tidak bisa beristirahat.
Baca Juga: Patroclus, Sahabat atau Kekasih Pria Achilles di Perang Troya?
Baca Juga: Yuan Hong, Kaisar Tiongkok Hebat yang Mati Patah Hati karena Cinta
Baca Juga: Kisah Feng dari Pelayan Budak Hingga Permaisuri Kekaisaran Tiongkok
Baca Juga: Upaya Keras Kekaisaran Tiongkok Memerangi Perdagangan Ilegal Opium
Akhirnya dia berbalik melawan menterinya sendiri, mengira mereka akan mengkhianatinya. Goujian mengeksekusi Wen Zhong, pria yang telah menyelamatkan Yue di saat tergelapnya. Fan Li melarikan diri ke Kerajaan Qi.
Goujian dideskripsikan sebagai seseorang yang menjaga busurnya bahkan setelah burung-burung telah tumbang dan menyembelih anjing-anjingnya untuk dimakan setelah berburu.
Setelah mencapai begitu banyak kejayaan di masa perang, kerajaannya tidak dapat bertahan dalam kedamaian. Yue mengalami kekacauan segera setelah kematian Goujian. Kedua kerajaan akhirnya ditaklukkan oleh Kerajaan Chu yang jauh lebih besar.
Raja Goujian menyusun rencana selama 20 tahun untuk bisa mengalahkan Kerajaan Wu di era Kekaisaran Tiongkok.
Meski strategi Kuda Troya yang dilancarkannya berhasil, kemenangannya justru tidak memberikan kedamaian bagi sang raja.