Sejarah Kimono Kekaisaran Jepang: Dari Pakem Kuno Hingga Kontemporer

By Tri Wahyu Prasetyo, Selasa, 30 Mei 2023 | 09:00 WIB
Cetakan blok kayu oleh Utagawa Kunisada, 1847 - 1852, (Victoria and Albert Museum)

“Belanda menugaskan para pembuat jubah di Jepang untuk membuat jubah khusus untuk pasar Eropa,” jelas Stella.

Pada pertengahan abad ke-19, Kekaisaran Jepang dipaksa untuk membuka pelabuhannya untuk kekuatan asing. Pedagang sutra Jepang dengan cepat memanfaatkan pasar baru ini dan kimono pun menembus pasar Barat.

Pakaian Jepang dan Era Meiji (1868-1912)

Jubah dengan selempang. (Victoria and Albert Museum)

Pada era Meiji, mode Kekaisaran Jepang menyesuaikan diri dengan standar barat. Para wanita elit dalam masyarakat Jepang menginginkan pakaian yang lebih mahal dan eksklusif dari masyarakat barat. 

Hal ini terjadi setelah berlangsungnya perdagangan antara Kekaisaran Jepang dan Barat. Tatkala pelabuhan-pelabuhan besar di Jepang mulai dibuka. Hal ini mengakibatkan impor berbagai teknologi dan budaya dari Barat. 

Stella menjabarkan, sebagian besar adopsi pakaian kebarat-baratan berasal dari pakaian militer. Pemerintah Jepang ingin beralih dari kepemimpinan Samurai di masa lalu dan beralih ke gaya militer profesional Kerajaan Inggris. Bahkan, “pemerintah melarang kimono dari pakaian militer.”

Ketika masyarakat Jepang lebih tertarik dengan mode ala barat, kimono justru mulai mempengaruhi mode Eropa, tepatnya pada awal abad ke-20.

“Orang Jepang mulai memproduksi apa yang dikenal sebagai kimono untuk orang asing. Orang Jepang menyadari bahwa wanita di Eropa tidak akan tahu bagaimana cara mengikat obi, jadi mereka menyediakan pakaian dengan selempang dari kain yang sama,” terang Stella.

Sejarah Kimono Kekaisaran Jepang dari Periode Pasca Perang hingga Hari Ini

Angela Lindvall dalam balutan kimono karya John Galliano, koleksi Musim Semi/Musim Panas 2007. (Vogue)

Pasca Perang Dunia II, orang-orang Kekaisaran Jepang berhenti mengenakan kimono, karena mereka mencoba membangun kembali kehidupan mereka. Budaya Kekaisaran Jepang menjadi semakin ter-Amerika-kan. Perjalanan sejarah kimono menjumpai takdir barunya.

Orang-orang cenderung mengenakan pakaian gaya barat daripada kimono. Mereka hanya akan menggunakan kimono pada acara-acara tertentu, seperti dalam upacara atau pesta pernikahan.

Seiring berjalanya waktu, ada kebangkitan kimono yang nyata di Jepang dalam beberapa tahun terakhir. Banyak perancang busana yang terinspirasi oleh bentuk kimono Jepang: Yves Saint Laurent, Rei Kawakubo, Christian Dior, Alexander McQueen.

Stella menyatakan, dari periode Nara hingga era kontemporer, “kimono Jepang telah mengalami penemuan kembali baik secara lokal maupun global, mendapatkan tempat yang menarik dalam sejarah mode.”

Demikianlah, sejarah kimono Kekaisaran Jepang telah tercipta melalui perjalanan yang panjang. Busana ini mengalami perubahan sesuai situasi sosial-politik dan teknologi yang berkembang.