Mitologi Jepang: Hachiman, Dewa Pelindung yang Banyak Disembah

By Hanny Nur Fadhilah, Senin, 12 Juni 2023 | 08:00 WIB
Hachiman adalah dewa perang dan pelindung dalam mitologi Jepang. Dia dihormati masyarakat Jepang terbukti dengan banyaknya kuil yang didedikasikan untuknya. (Public domain)

Hachimandipuja sebagai pelindung anak-anak, dan dewa kemakmuran umum yang dibawa oleh kekuatan militer dalam mitologi Jepang. Hal ini sejalan dengan konsep perdamaian melalui kekuatan.

Menariknya, Hachiman juga dianggap sebagai dewa pelindung mata-mata.

Hal ini disebabkan oleh keyakinan bahwa Ojin, ketika dia adalah kaisar Jepang, sering menyamar sebagai rakyat jelata, dan berkeliaran di seluruh negeri, untuk mempelajari tentang kondisi kehidupan rakyatnya yang sebenarnya.

Kuil Hachiman Ada di Seluruh Jepang 

Tidak mengherankan jika Hachiman adalah salah satu dewa paling populer di Jepang.

Menurut berbagai perkiraan, ada antara 30.000 dan 44.000 kuil Shinto (baik yang terdaftar maupun yang tidak terdaftar) di negara yang didedikasikan untuk dewa ini.

Kuil Iwashimizu Hachimangu di Kyoto, Jepang untuk menghormati Hachiman. (Adobe Stock)

Satu-satunya dewa Shinto yang memiliki kuil lebih banyak dari Hachiman di Jepang adalah Inari. Dapat disebutkan bahwa meskipun Hachiman adalah dewa Shinto, ia juga diadopsi oleh umat Buddha di Jepang.

Dalam agama Buddha, Hachiman dikenal sebagai "Daibosatsu", yang berarti "calon Buddha Agung", dan merupakan dewa Jepang pertama yang diberi gelar istimewa ini.

Selain itu, dalam seni Buddha, seperti patung dan lukisan, Hachiman digambarkan sebagai seorang biksu, contoh lain bagaimana agama asing ini memasukkan dewa pribumi ke jajarannya.

Seperti disebutkan sebelumnya, ada puluhan ribu kuil Shinto yang didedikasikan untuk Hachiman di seluruh Jepang.

Yang paling penting adalah Usa Jingu, yang dikenal juga sebagai Usa Hachimangu, "sohonsha", atau "kuil kepala" dewa. Usa Jingu berada di kota Usa di Oita, sebuah prefektur di pulau Kyushu, Jepang selatan.

Menariknya, meskipun Usa Jingu didirikan sebagai kuil Shinto, secara bertahap juga menjadi pusat agama Buddha, karena biksu Buddha dari Tiongkok dan Korea diundang ke kuil tersebut.

Kesimpulannya, jelas bahwa Hachiman adalah dewa penting sepanjang sejarah Jepang. Karena keluarga kekaisaran dan elit penguasa adalah pelindung kuil-kuil utama Hachiman, pusat-pusat keagamaan ini menjadi kaya dan berkuasa.

Popularitas Hachiman sebagai dewa dalam mitologi Jepang tidak terbatas pada elit, karena ia juga sangat populer di kalangan masyarakat biasa, karena perannya sebagai dewa pelindung.

Popularitas Hachiman di kalangan masyarakat Jepang berlanjut hingga hari ini, terlihat dari banyaknya kuil yang didedikasikan untuknya di seluruh negeri.