Selain itu, kode etik samurai “Bushido” menghasilkan samurai yang ganas dan disiplin.
Namun, di tengah serbuan serbuan Kekaisaran Jepang, muncul mercusuar perlawanan berupa angkatan laut Korea. Angkatan laut itu dipimpin oleh Laksamana Yi Sun-sin.
Dengan desain “kapal kura-kura” yang inovatif dan taktik angkatan laut yang brilian, Yi berhasil melindungi jalur komunikasi laut Korea.
Taktiknya bahkan turut berpengaruh pada jalur pasokan dan menahan angkatan laut Jepang.
Kemenangan angkatan laut ini, terutama di Pertempuran Hansando, merupakan kemunduran signifikan pertama bagi rencana invasi Hideyoshi.
Sementara itu, Raja Korea Seonjo telah mengirim utusan ke Kekaisaran Tiongkok untuk meminta bantuan.
Pada musim dingin tahun 1592, Kekaisaran Tiongkok mengerahkan pasukan ekspedisi yang besar.
Peristiwa ini menandai dimulainya intervensi Kekaisaran Tiongkok dalam perang antara Jepang dan Korea.
Kedatangan pasukan Tiongkok menandai perubahan gelombang perang, membuat kemajuan Kekaisaran Jepang menemui jalan buntu.
Serangan balik dari Kekaisaran Tiongkok dan Korea
Saat gelombang pertama pasukan Hideyoshi mulai menghadapi perlawanan di laut dan kedatangan Tiongkok di darat. Oleh karena itu, gelombang perang mulai berubah.
Kecemerlangan angkatan laut Laksamana Yi terus bersinar selama periode ini. Yi memimpin serangkaian pertempuran angkatan laut yang sukses yang semakin memengaruhi jalur pasokan Jepang.