Perjuangannya seakan mau menunjukkan kepada musuh bahwa orang Kush adalah lawan yang setara.
Ratu Amanirenas, menurut sejarawan Yunani Strabo, benar-benar buta pada satu matanya. Karena itu, dia sering disebut ratu bermata satu.
Melawan kekaisaran terkuat di masanya
Diyakini bahwa Amenerinas mewarisi mewarisi takhta melalui sistem suksesi turun-temurun yang ada dalam Dinasti Meroitik.
Sebagai ratu, ia memiliki keahlian dalam banyak bidang, termasuk administrasi, perdagangan, dan pertahanan.
Lebih penting lagi, dia adalah pemimpin militer dan ahli strategi yang cakap. Wanita ini dilahirkan untuk menjadi ratu dan berhasil membuktikan kecakapannya.
Namun, Amanirenas lahir di era yang sulit. Kerajaan Kush mempertahankan hubungan yang kompleks dengan tetangga utaranya pada saat itu.
“Khususnya Mesir dan kemudian Kekaisaran Romawi,” tambah Vučković.
Mesir, di bawah kekuasaan Dinasti Ptolemaik terkadang menyebabkan konflik yang berlangsung selama berabad-abad.
Kemudian ketika Kekaisaran Romawi, di bawah Kaisar Augustus, memperluas wilayahnya ke Mesir, Kush berhadapan langsung dengan pasukan Romawi yang kuat.
Memiliki posisi strategis dan sumber daya berlimpah, Mesir adalah pintu gerbang langsung untuk ekspansi dan kekayaan di Afrika. Tapi seorang ratu yang menantang dan bermata satu bersikeras untuk menghentikan Romawi.
Pada awal abad ke-1 Sebelum Masehi, pasukan Romawi melancarkan serangan militer untuk mencaplok wilayah Kush.