Mereka berencana untuk menegaskan dominasi Romawi di wilayah tersebut. Romawi bertujuan untuk mengamankan perbatasan selatan provinsi Mesir yang baru mereka peroleh.
Selain itu mereka juga ingin menguasai jalur perdagangan menguntungkan yang melewati Kerajaan Kush.
Tetapi bahkan sebelum Romawi dapat melancarkan invasi langsung ke Kush, Ratu Amanirenas bereaksi secara proaktif.
Mempertahankan kemerdekaan kerajaannya, dia mengumpulkan pasukannya dan melancarkan serangan balasan terhadap tentara Romawi. Sang ratu pun terlibat dalam serangkaian serangan militer.
Serangan Kerajaan Kush yang tegas dan sengit
Sementara prefek Romawi di Mesir, Gaius Aelius Gallus, berperang di Arab, Amanirenas menggunakan kesempatan itu untuk menyerang.
Dia melancarkan invasi mendadak ke Mesir Romawi dan berhasil merebut kota-kota penting, seperti Elephantine, Syene, dan Philae.
Warga kota dijadikan budak dan banyak peninggalan Romawi dihancurkan. Yang paling menonjol adalah penghancuran patung Kaisar Augustus. Tentu saja ini menjadi penghinaan terhadap Kaisar Romawi.
Salah satu relik tersebut sekarang dikenal sebagai Kepala Meroe. Kepala perunggu Kaisar Augustus seukuran aslinya secara seremonial dikubur di bawah tangga kuil Kush.
Dengan demikian, Ratu Amanirenas secara simbolis dapat menginjak kepalanya sebagai pemenang.
Perang melawan Romawi berlangsung sengit. Setelah serangan mendadak awal, orang Romawi membalas.
Prefek baru, Gayus Publius Petronius, mengumpulkan pasukan yang kuat yang terdiri dari sekitar 10.000 infanteri dan 800 kavaleri. Ia menggiring mereka melawan 30.000 tentara Kush.