Sederet Teknologi Kuno yang Lebih Canggih Melampaui Zamannya

By Tri Wahyu Prasetyo, Kamis, 10 Agustus 2023 | 17:00 WIB
Lukisan Archimedes paling terkanal, oleh Thomas Degeorge, 1815. Archimedes merupakan seorang matematikawan, fisikawan, insinyur, astronom, dan penemu asal Yunani yang terkenal. (Public Domain/Wikimedia Commons)

Nationalgeographic.co.id—Kita sering menganggap bahwa inovasi teknologi berkembang sebagai proses yang bertahap, stabil, dan relatif linier. Namun, menurut Tim Brinkhof, penulis sejarah dari Belanda, perkembangan teknologi tidak selalu demikian. 

“Penggalian arkeologi di seluruh dunia mengungkapkan bahwa, sesekali, peradaban kuno mengembangkan penemuan yang beberapa dekade atau bahkan berabad-abad lebih maju dari zamannya,” jelas Brinkhof.

Kadang-kadang dikatakan bahwa penemuan-penemuan ini menyaingi atau mengungguli ilmu pengetahuan modern. Namun, anggapan ini agakanya juga merupakan kesalahpahaman. 

Meskipun banyak teknologi super kuno–dari beton Romawi hingga baja Damaskus–pernah hilang, mereka telah diciptakan kembali oleh para peneliti di masa kini.

Biasanya, kesulitan dalam menciptakannya kembali berasal dari kurangnya instruksi asli daripada ketidakmampuan untuk memahami penemuan itu sendiri.

Sama kelirunya adalah anggapan bahwa peradaban kuno menemukan teknologi canggih ini secara tidak sengaja. Atau bahwa teknologi ini dirancang oleh para jenius istimewa yang tidak sesuai dengan zamannya.

Menurut Brinkhof, mereka tidak dapat dan juga tidak boleh dipisahkan dari lingkungan mereka. “Karya mereka tidak anakronistik, tetapi merupakan bukti kecerdikan dan potensi ilmiah dari peradaban masing-masing,” jelasnya.

Api Yunani yang Tak Kunjung Padam

Kekaisaran Bizantium memiliki banyak senjata rahasia. Salah satunya adalah api Yunani yang menjadi senjata andalan menghalau musuh di laut. (Codex Skylitzes Matritensis)

Ketika armada Muslim dari Kekhalifahan Umayyah berusaha mengepung kota Konstantinopel di Bizantium pada tahun 674, kapal-kapal mereka disiram api.

Pada awalnya, pasukan muslim tidak khawatir, pasalnya api sering digunakan dalam peperangan laut dan dapat dipadamkan dengan mudah dengan kain, tanah, atau air.

Namun, mengejutkannya ini bukan api biasa. “Sekali dinyalakan, api itu tidak dapat dipadamkan, dan setelah seluruh armada terbakar, bahkan lautan pun ikut terbakar,” jelas Brinkhof.