Sederet Teknologi Kuno yang Lebih Canggih Melampaui Zamannya

By Tri Wahyu Prasetyo, Kamis, 10 Agustus 2023 | 17:00 WIB
Lukisan Archimedes paling terkanal, oleh Thomas Degeorge, 1815. Archimedes merupakan seorang matematikawan, fisikawan, insinyur, astronom, dan penemu asal Yunani yang terkenal. (Public Domain/Wikimedia Commons)

Replika Houfeng Didong Yi. (The Chinese Museum Calgary Alberta)

“Dibuat hampir 2000 tahun yang lalu, Houfeng Didong Yi mendapat kehormatan sebagai seismoskop pertama di dunia,” jelas Brinkhof.

Penciptanya adalah Zhang Heng, seorang astronom, kartografer, ahli matematika, penyair, pelukis, dan penemu terkemuka yang hidup di bawah Dinasti Han pada tahun 78 hingga 139 Masehi.

Desain Houfeng Didong Yi sangat fungsional dan juga indah secara estetika. Mekanismenya terdiri dari sebuah panci tembaga besar yang dihias. 

Panci tersebut dilengkapi dengan delapan proyeksi tabung yang dibentuk menyerupai kepala naga. Di bawah setiap kepala naga ditempatkan katak tembaga dengan mulut yang besar dan menganga.

"Seismoskop Zhang," sebuah penelitian tahun 2009 dari Taiwan menjelaskan, " dianggap sebagai penemuan penting karena tidak hanya dapat menunjukkan terjadinya gempa bumi, tetapi juga arah ke sumbernya."

Baterai Baghdad

Orang Yunani dan Romawi menggunakan ikan listrik untuk mengobati sakit kepala. (Via Big Think)

Para arkeolog menggunakan istilah "baterai Baghdad" untuk merujuk pada pot keramik, tabung tembaga, dan batang besi yang ditemukan di Irak.

Peneliti percaya bahwa ketiga benda yang berbeda itu pernah disatukan untuk menciptakan satu perangkat. Tujuan dari perangkat ini, yang tampaknya mampu menghasilkan listrik, masih belum jelas.

Wilhelm Konig, direktur Departemen Kepurbakalaan Irak, pada awalnya berteori bahwa baterai tersebut digunakan sebagai sel volta untuk menyetrum benda-benda.

“Teori ini, meskipun diterima secara luas pada saat publikasi awalnya, tidak dapat bertahan karena tidak ada benda yang disetrum dari periode waktu dan wilayah yang sama yang ditemukan sejauh ini,” jelas Brinkhof.

Pada tahun 1993, Paul Keyser dari University of Alberta di Edmonton merumuskan hipotesis yang berbeda, tidak terlalu anakronistik dan karenanya lebih masuk akal. 

Dalam studi Paul, Brinkhof menarik kesimpulan setelah membaca studinya, “baterai tidak berfungsi sebagai sel galvanik [sel volta], melainkan sebagai analgesik lokal yang dapat menghilangkan rasa sakit dengan mentransmisikan muatan listrik.”

Dengan demikian, baterai ini menggantikan ikan listrik, yang pada masyarakat Yunani-Romawi terkadang digunakan untuk mengobati sakit kepala, asam urat, dan kondisi lainnya.