Terlatih dan Berpengaruh: Para Pembunuh Sohor dalam Sejarah Dunia Kuno

By Tri Wahyu Prasetyo, Senin, 15 Januari 2024 | 07:00 WIB
Ilustrasi anggota Hashshashin, kelompok rahasia yang aktif pada abad ke-11 di dunia Muslim, terutama di wilayah Persia (sekarang Iran) dan Suriah. (Daily Sabah)

Meskipun nyaris gagal, upaya Locusta meracuni Britannicus berhasil. Sejak saat itu, ia menjadi peracun pribadi Nero dan murid-muridnya dikirim untuk mempelajari keahliannya.

Brutus, sang Penikam Ulung

Tidak semua pembunuh paling mematikan dalam sejarah adalah pembunuh profesional. Mereka juga tidak semuanya penjahat. Begitulah kira-kira kata yang tepat untuk menjelaskan Marcus Junius Brutus.

Lahir pada tahun 85 SM dari keluarga bangsawan, Brutus dikenang karena perannya dalam pembunuhan Julius Caesar.

Pada tahun 44 SM, Julius Caesar telah mengumpulkan kekuasaan yang sangat besar, yang berpuncak pada pengangkatannya sebagai diktator. Konsolidasi kekuasaan ini sangat mengkhawatirkan bagi mereka yang menghargai sistem republik.

Dalam rangka mempertahankan komitmennya terhadap cita-cita Republik Romawi, ia memimpin kelompok konspirator yang bertujuan untuk menyingkirkan Caesar.

Pada 15 Maret 44 SM, di Gedung Senat Romawi, Brutus dan rekan-rekannya menyergap Caesar, memberikan pukulan fatal yang tak terhitung jumlahnya.

La mort de Cèsar atau Kematian Julius Caesar adalah lukisan tahun 1806 karya Vincenzo Camuccini yang menggambarkan pembunuhan Julius Caesar. Peristiwa itu terjadi pada Idus Martiae, yakni hari ke-74 dalam kalender Romawi, bertepatan dengan 15 Maret. (Wikimedia Commons)

“Meskipun jumlahnya bervariasi, namun secara umum diterima bahwa sekitar 60 konspirator melancarkan serangan brutal terhadap Caesar, tetapi nama Brutus yang cenderung menonjol,” kata Mitchell.

Pernyataannya yang terkenal, "Bukannya saya kurang mencintai Caesar, tapi saya lebih mencintai Roma."

Bagoas, sang Kasim Pembunuh

Relief batu Artaxerxes III, dibunuh oleh Bagoas, kasimnya (Via Ancient Origins)