Ketika kita menjelajah lebih jauh hidup di Abad Pertengahan, mungkin tampak aneh. Kategori makanan yang sangat menarik adalah rangkaian daging yang tidak biasa yang dikonsumsi. Selain makanan standar berupa ayam, babi, dan daging sapi, berbagai macam hewan liar juga menghiasi meja, terutama bagi orang-orang kaya.
Merak, bangau, angsa, dan bahkan lumba-lumba dianggap makanan lezat yang eksotis. Merak panggang, misalnya, sering disajikan di pesta-pesta besar, bahkan kadang-kadang disajikan dengan bulunya sebagai tanda kemewahan.
Yang juga membuat penasaran adalah teknik penyiapan dan memasak makanan. Metode yang populer adalah dengan menciptakan 'sotelties' atau 'subtleties', tampilan makanan rumit yang sering kali dirancang menyerupai kastil atau binatang mitos.
Salah satu contoh yang paling aneh adalah 'cockentrice' - hidangan yang dibuat dengan menjahit bagian depan anak babi dan bagian belakang capon menjadi satu, lalu memanggang makhluk yang dihasilkan untuk memukau para tamu perjamuan.
Bumbu dan rasa yang digunakan dalam masakan abad pertengahan cukup bervariasi, dan terkadang sedikit aneh. Bahan penting dalam banyak resep adalah saus yang disebut 'verjuice', terbuat dari anggur mentah atau apel kepiting, yang menambahkan rasa asam pada banyak masakan.
Rempah-rempah, yang dianggap sebagai barang mewah, digunakan secara luas oleh orang kaya. Salah satu yang paling aneh adalah butiran surga, rempah pedas yang berasal dari Afrika Barat.
Kombinasi manis dan gurih adalah hal biasa, yang mungkin tampak aneh bagi sebagian orang saat ini. Hidangan daging sering kali menyertakan buah-buahan, gula, dan rempah-rempah untuk menciptakan profil rasa yang kompleks.
Misalnya, hidangan di sejarah Abad Pertengahan yang populer adalah 'blancmange', sejenis sup yang biasanya terbuat dari ayam, nasi, gula, dan susu almond. Perpaduan rasa ini mungkin tampak tidak lazim dalam lanskap kuliner saat ini.