Armada Harta Karun Zheng He, Simbol Kedigdayaan Maritim Dinasti Ming

By Sysilia Tanhati, Rabu, 1 Mei 2024 | 14:00 WIB
Pada awal abad ke-15, Laksamana Zheng He memulai tujuh pelayaran epik. Ia menyebarkan pengaruh Dinasti Ming dan Kekaisaran Tiongkok ke penjuru dunia. (National Maritime Museum, Greenwich, London)

Jerapah, khususnya, adalah yang paling aneh. Orang Tiongkok mengidentifikasinya sebagai qilin. Qilin adalah hewan legendaris yang dalam teks Konfusianisme kuno melambangkan kebajikan dan kemakmuran.

Namun, meskipun jerapah dapat diartikan sebagai pertanda baik, Armada Harta Karun membutuhkan banyak biaya untuk memeliharanya.

Zheng He kembali dari ekspedisi keenam pada tahun 1422. Ia menemukan bahwa pelindung dan teman masa kecilnya, Kaisar Yongle, tewas dalam pertempuran melawan bangsa Mongol.

Penguasa Dinasti Ming yang baru kurang menyambut apa yang oleh banyak anggota istana dianggap sebagai pelayaran jarak jauh yang mahal. Selain itu, ancaman Mongol di utara memerlukan dana besar. Mereka mengeluarkan biaya untuk militer serta pembangunan kembali dan perluasan Tembok Besar.

Zheng He mempertahankan posisinya di istana, namun ekspedisi angkatan lautnya dihentikan selama beberapa tahun. Kaisar baru hanya hidup beberapa bulan dan digantikan oleh putranya yang lebih suka berpetualang, Kaisar Xuande. Di bawah kepemimpinannya, Zheng He akan melakukan pelayaran besar terakhir.

Pelayaran ketujuh Zheng He: akhir sebuah era (1431-1433)

Hampir satu dekade setelah pelayaran terakhirnya, Zheng He, Laksamana Kasim Agung yang kini berusia 59 tahun, kembali dilanda rasa ingin berlayar. Meskipun kesehatannya telah menurun, tekadnya untuk menjelajahi laut tak pernah padam.

Pada musim dingin tahun 1431, lebih dari 100 kapal dan 27.000 awak bersiap untuk mengarungi lautan bersama Zheng He dalam pelayaran terakhir Armada Harta Karun. 

Armada itu berlayar melintasi Samudra Hindia, mengunjungi Arab dan Afrika Timur. Tujuan utama armada tersebut adalah untuk memulangkan utusan asing. Selain itu, mereka juga memperkuat hubungan upeti antara Dinasti Ming dan lebih dari 30 kerajaan di luar negeri.

Pada tahun 1433, dalam perjalanan pulang dari ekspedisi laut terakhirnya, Laksamana Zheng He menghembuskan nafas terakhirnya. Kematian laksamana dan pelaut agung mencerminkan nasib Armada Harta Karun kesayangannya. Kekaisaran Tiongkok ancaman Mongol yang terus-menerus dari utara.

Selain itu, kaisar juga dikelilingi oleh bangsawan Konfusianisme yang kuat yang tidak menyukai “petualangan sia-sia”. Maka kaisar mengakhiri ekspedisi angkatan laut untuk selamanya.

Kaisar Dinasti Mingmemutuskan untuk mengakhiri ekspedisi maritim Armada Harta Karun secara permanen. Pembubaran armada ini menandai berakhirnya era kejayaan maritim Tiongkok dan dimulainya era isolasi yang panjang.

Lebih ironis lagi, hanya beberapa dekade setelah Tiongkok menutup diri dari dunia luar, bangsa-bangsa Eropa memulai era penjelajahan mereka sendiri.

Orang Eropa mendominasi lautan dan mengantarkan mereka pada penjajahan, termasuk di wilayah Kekaisaran Tiongkok.