Oleh karena itu, ketika abad ketujuh tiba, tepi barat laut Laut China Selatan sudah kelelahan akibat perang dan penyakit. Ketika orang Arab tiba-tiba bangkit di bawah panji Islam, Bizantium dan Persia terlalu lemah untuk menanggapi.
Suku-suku Yaman dan Oman yang melawan kekuasaan Persia termasuk di antara kelompok pertama yang masuk Islam. Orang Arab selanjutnya mengalahkan Sassanian di Pertempuran Qadisiyyah pada tahun 637 M dan mengambil alih kerajaan mereka. Sisa-sisa terakhir budaya Sasanian sekarang bertahan sebagai komunitas Parsi kecil di India.
Bizantium juga dipaksa mundur ke jantung mereka di Anatolia (sekarang Turki). Kekaisaran mereka perlahan-lahan akan menyusut menjadi daerah kecil di sekitar ibu kota mereka, Konstantinopel, sampai orang Turki Ottoman merebut dan menamainya Istanbul.
Armada Harta Karun China
Pada awal abad ke-15, kaisar Ming China memutuskan untuk mendanai serangkaian pelayaran besar ke Samudra Hindia. Perlu diperhatikan bahwa ini bukanlah pelayaran penjelajahan karena rutenya sudah terkenal selama ratusan tahun.
Sebaliknya, pelayaran ini lebih pada upaya memperluas pengaruh geopolitik. Ingatlah bahwa China baru saja menggulingkan Mongol dan ingin sekali memperkuat posisi mereka di dunia; mirip seperti China saat ini.
Antara 1405 dan 1433, armada China akan melakukan tujuh pelayaran yang akan mengunjungi Asia Tenggara, India, Sri Lanka, Oman, dan Afrika Timur.
Armada tersebut termasuk "kapal harta karun" raksasa yang disertai ratusan kapal kecil dan sebanyak 28.000 orang. Orang yang paling tidak mungkin memimpin ekspedisi — seorang kasim Muslim bernama Zheng He (atau Cheng Ho) dari Yunnan yang terkurung daratan!
China akan segera menggunakan armada tersebut untuk mengatur ulang lanskap geopolitik Laut China Selatan. Mereka mendukung Thailand melawan Khmer. Di India, mereka tampaknya telah mengangkat Samudrin baru di Kozhikode.
Mereka menemukan Sri Lanka dalam keadaan perang saudara, sehingga salah satu pengklaim takhta ditangkap dan dibawa untuk bertemu dengan kaisar Ming.
Dia kemudian dikirim kembali sebagai bagian dari rencana untuk memastikan pengaruh China atas pulau itu. Zheng He juga diketahui ikut campur dalam perang suksesi di Sumatera.
Baca Juga: Dari 'Peras' Darah Perawan Hingga 'Bawa' para Selir ke Alam Baka, Ini Kisah Kebengisan Dinasti Ming