Nationalgeographic.co.id—Zhu Qizhen, kaisar kedua Dinasti Ming, mewarisi kekaisaran yang kuat dan sejahtera.
Namun, masa pemerintahannya diwarnai tragedi dan bencana, mengantarkan Dinasti Ming ke jurang kehancuran.
Artikel ini akan mengupas kisah tragis sang kaisar, menguak kesalahan fatal ayahnya, dan bagaimana balas dendamnya yang kejam mempercepat kejatuhan dinasti.
Kesalahan fatal yang membuat Zhu Qizhen muda mudah dipengaruhi dimanipulasi oleh gurunya untuk melancarkan kampanye militer yang keliru dan bernasib buruk melawan pemimpin Mongol.
Kekalahan ini menandai awal kejatuhan Dinasti Ming, yang kemudian diwarnai dengan perang saudara, korupsi, dan pemberontakan.
Zhu Qizhen yang dipenjara oleh Mongol dan kemudian kembali ke tahta menjadi kaisar yang penuh dendam
Dia membantai para menterinya, memperkuat kekuasaan para kasim, dan menjerumuskan kekaisaran ke dalam kekacauan.
Ketidakpercayaannya terhadap para menteri dan balas dendamnya yang kejam semakin mempercepat kejatuhan Dinasti Ming.
Artikel ini akan menyelami lebih dalam kisah tragis Zhu Qizhen, menganalisis kesalahan fatal ayahnya, dan menguak bagaimana balas dendamnya yang kejam membawa Dinasti Ming ke jurang kehancuran.
Naik Takhta dan Masa Pemerintahan Pertama
Melansir Ming Tombs, Zhu Qizhen, putra tertua Kaisar Xuande, naik tahta menggantikan ayahnya pada 17 Januari 1436 pada usia 8 tahun dengan gelar pemerintahan Zhengtong.
Baca Juga: Renyin Plot, Kala Kaisar Dinasti Ming Jadi Target Pembunuhan Para Teman Tidurnya Sendiri