Asia Penyumbang Sampah Plastik di Laut Tertinggi, Filipina di Puncak

By Ade S, Jumat, 7 Juni 2024 | 11:03 WIB
Artikel ini mengungkap fakta tentang sampah plastik di laut, dengan Asia sebagai penyumbang terbesar dan Filipina memimpin daftar. (rorozoa)

Nationalgeographic.co.id—Bayangkan lautan biru yang tenang, kini tercemar oleh sampah plastik yang tak terhitung jumlahnya.

Asia, benua yang ramai dan penuh warna, ternyata menjadi penyumbang terbesar sampah ini ke laut. Di tengah-tengahnya, Filipina berdiri di puncak sebagai negara dengan kontribusi terbesar.

Kita sering mendengar tentang bahaya polusi plastik, tetapi jarang menyadari skala nyata dari masalah ini. Dengan Filipina yang mengambil peran utama dalam narasi ini, kita dipaksa untuk melihat lebih dekat dan bertanya, "Bagaimana bisa sampai seperti ini?"

Dalam artikel yang mendalam ini, kita akan menyelami akar masalah, dampaknya yang meluas, dan langkah-langkah yang dapat kita ambil untuk mengubah arus.

Definisi Sampah Plastik di Laut

Apa itu sampah plastik di laut? Tentu saja bisa dengan mudah kita jawab sebagai sampah yang berbahan plastik yang berada di laut. Namun, menurut Nautilus Shipping, sampah plastik laut memiliki arti lebih dari itu. Situs ini menambahkan unsur merusak ekosistem laut dan berdampak buruk pada kehidupan laut serta manusia dalam definisinya.

Sementara itu, G.G.N. Thushari dan J.D.M. Senevirathna, dalam artikel "Plastic pollution in the marine environment" yang dipublikasikan di National Library of Medicine, menyebut polusi plastik di laut sebagai masalah antropogenik serius yang memengaruhi ekosistem pesisir dan laut global.

Akumulasi plastik yang berkelanjutan dan belum pernah terjadi sebelumnya dari aktivitas manusia mengganggu struktur dan fungsi ekosistem, serta layanan dan nilai yang diberikannya. 

Asal Sampah Plastik di Laut

Sebagian besar plastik di laut, tentu saja berasal dari darat, dengan 70% hingga 80% terbawa dari sungai dan pantai ke laut. Sisanya, 20% hingga 30%, datang dari aktivitas laut seperti jaring ikan dan peralatan kapal yang terbuang.

Sungai tentu saja berperan besar dalam hal ini. Sebab, meski sempat ada penelitian yang membantahnya, penelitian terkini yang dipublikasikan di Science Advances oleh Lourens Meijer et al. (2021) justru menunjukkan pandangan yang berbeda.

Baca Juga: Sampah Menumpuk Yogyakarta, Get Plastic Indonesia Daur Ulang Plastiknya Jadi BBM