Catherine Parr, Lolos dari 'Kutukan Maut Istri Henry VIII' Lewat Kecerdikannya

By Tri Wahyu Prasetyo, Rabu, 19 Juni 2024 | 14:00 WIB
Potret Catherine Parr (1512-1548), istri keenam dan terakhir Henry VIII dari Inggris oleh William Scrots. ( National Portrait Gallery)

Potret Henry VIII dan keluarganya sekitar tahun 1545. Putri raja, Mary (kiri) dan Elizabeth (kanan), muncul di sayap lukisan, sementara putranya, Edward, dan istri ketiganya, Jane Seymour, berdiri di kedua sisinya. (Public Domain/Wikimedia Commons)

Warisan Abadi Sang Ratu Pemberani

Setelah kematian Henry VIII pada tahun 1547, Catherine Parr menikah lagi dengan Thomas Seymour. Keduanya telah saling mengenal dan kemungkinkan telah memiliki perasaan satu sama lain sebelum menikah. Namun Catherine juga dicurigai menyimpan ambisi politik. 

"Beberapa bukti menunjukkan bahwa Catherine tidak menikahi Thomas sepenuhnya karena cinta: Sebagai paman raja dan saudara dari Lord Protector, dia memiliki posisi yang baik untuk menjaga Catherine tetap dekat dengan kekuasaan," kata Solly.

Pernikahan ini dilakukan secara rahasia karena masih dalam masa berkabung resmi atas kematian raja.

Pada tahun 1548, Catherine Parr meninggal pada usia yang relatif muda, 36 tahun. Penyebab kematiannya diyakini adalah demam nifas atau infeksi pascapersalinan, yang merupakan komplikasi umum pada masa itu.

Meskipun hidupnya berakhir tragis, Catherine meninggalkan warisan yang luar biasa. Ia adalah sosok ratu yang cerdas, berani, dan berpengaruh. Ia menginspirasi banyak orang, termasuk Ratu Elizabeth I, yang menganggapnya sebagai panutan.

Dengan demikian, Catherine Parr, mewariskan lebih dari sekadar kisah cintanya dengan Henry VIII. Ia adalah obor yang berpijar di tengah kegelapan, menerangi jalan bagi perempuan di generasinya dan generasi-generasi selanjutnya.