Dunia Hewan: 'Atraksi' Kambing yang Bisa Memanjat Pohon di Maroko

By Sysilia Tanhati, Selasa, 18 Juni 2024 | 14:00 WIB
Kambing yang memanjat pohon argan menjadi salah satu atraksi bagi turis di Maroko. (Elena Tatiana Chis/CC BY-SA 4.0)

Nationalgeographic.co.id—Saat berpetualang, Anda mungkin menemukan berbagai jenis hewan menarik melakukan hal-hal tak terduga. Salah satunya adalah kambing di Maroko yang punya keahlian untuk memanjat pohon.

Kambing pemanjat pohon di Maroko ini pun menarik para wisatawan untuk datang berkunjung. Namun mengapa kambing-kambing itu memanjat pohon? Apakah untuk atraksi wisata belaka?

Mengapa kambing Maroko memanjat pohon?

Saat melakukan perjalanan di Maroko, Anda mungkin melihat sekilas beberapa kambing yang berdiri di dahan pohon argan. Mereka memakan buah-buah yang ada di pohon tersebut. Pohon argan berduri, sehingga banyak makhluk tidak mau mengambil risiko memanjatnya.

“Namun kambing-kambing unik ini rela menembus duri-duri demi menikmati buah argan,” tulis Rita Juanita Pike di laman Travel Awaits.

Sumber makanan alami untuk hewan di Maroko sangat sedikit. Hal ini membuat kambing-kambing sangat bertekad untuk mendapatkan makan malam lezat. Awalnya, mereka akan memakan buah yang berada di dahan yang rendah. Bila habis, kambing-kambing tersebut pun melompat ke dahan dan memakan apa pun yang tersedia.

Kambing juga dapat ditemukan memanjat pohon di daerah lain yang memiliki pohon argan, seperti Aljazair dan Tunisia. Kambing ini tertarik pada buah pohon argan. Untungnya, perilaku memanjat itu membantu penyebaran benih, sehingga membantu reproduksi pohon argan

Pohon argan di Maroko

“Pohon argan merupakan pohon prasejarah yang hanya tumbuh di wilayah tertentu di Maroko seperti Essaouira,” tambah Pike. Sebagian besar tanaman tidak dapat bertahan hidup di iklim gurun yang keras. Tapi pohon argan cukup kuat untuk bertahan di iklim Sahara yang panas.

Di Maroko, kambing memanjat pohon argan dan menikmati buahnya. Biji buah argan yang dimuntahkan atau dikeluarkan oleh kambing kemudian diolah. (Wikipedia)

Saat ini, pohon Argan sangat terancam dan menjadi fokus kampanye perlindungan. Penduduk setempat telah menebang sebagian besar hutan, termasuk pohon argan. Di sisi lain, pohon argan sangat berharga bagi perekonomian Maroko.

Baca Juga: Dunia Hewan: Bagaimana Kita Dapat Memamahami Perasaan Mereka?

Peran minyak argan

Buah pohon argan digunakan untuk menghasilkan minyak argan, yang digunakan untuk keperluan kosmetik dan kuliner. Bila buahnya digunakan untuk menghasilkan minyak, mengapa kambing-kambing tersebut dibiarkan menikmati buah argan? Banyak pemilik pohon yang justru mendorong kambing-kambing itu untuk mengonsumsi buah tersebut karena beberapa alasan.

Yang pertama adalah minyak argan. Kambing tidak bisa mencerna biji buahnya, tidak peduli betapa mereka menyukai buah argan. Namun, jika mereka mengunyahnya, kulit dan buahnya akan terkelupas. Kambing kemudian menelan biji argan atau meludahkannya.

Hasilnya adalah biji argan bersih atau biji yang telah melewati sistem pencernaan mereka dan telah “dilunakkan”. Pelunakan ini, berkat cairan pencernaan kambing, membuat bijinya dapat digunakan untuk memproduksi minyak argan.

Atraksi kambing yang memanjat pohon digunakan untuk menarik turis di Maroko

Pariwisata adalah alasan utama lainnya mengapa para turis dapat melihat kambing di pepohonan. Dahulu para petani mendorong kambing-kambingnya untuk memanjat pohon agar bisa mendapatkan biji argan yang bersih. Namun sekarang hal ini lebih bertujuan untuk membuat wisatawan datang untuk melihat perilaku unik hewan berkaki empat itu.

Banyak dari para peternak yang menarik biaya untuk berbagai hal, seperti berfoto bersama kambing. Bus wisata membawa kelompok untuk melihat kambing dan perusahaan wisata memberikan tip kepada pemilik kambing.

Apakah kambing Maroko itu bisa jatuh dari pohon?

Ketika para penggembala kambing mengetahui ketertarikan turis terhadap perilaku kambing yang tidak biasa, mereka memutuskan untuk mengeksploitasinya. Tindakan itu pun mengakibatkan hewan malang tersebut dianiaya.

Agar kambing-kambing tersebut tidak melompat ke bawah, para penggembala mengikatnya di dahan pohon selama berjam-jam. Tujuannya agar wisatawan berdatangan.

Di musim panas, ketika suhu bisa mencapai ratusan, kambing bisa menderita stres panas dan dehidrasi. Aktivis hak-hak hewan memulai kampanye besar-besaran untuk menentang praktik ini.

Namun, para penggembala berpendapat bahwa ini adalah satu-satunya cara mereka memenuhi kebutuhan dan memberi makan hewan-hewan tersebut. Bagai makan buah simalakama, para pemilik kambing pun terus melakukan praktik ini.