Di Bumi Georgia, Mitologi Yunani Jadi 'Nyata' Lewat Kisah Bulu Domba Emas

By Ade S, Selasa, 18 Juni 2024 | 19:03 WIB
Jason membawakan Bulu Domba Ema kepada Pelias. Artikel ini akan menjelaskan bagaimana kisah Bulu Domba Emas dalam mitologi Yunani mendapat penjelasan logis di Georgia melalui legenda kuno. (Marie-Lan Nguyen)

Nationalgeographic.co.id—Legenda Bulu Domba Emas telah lama memikat para penggemar mitologi Yunani.

Namun, di Georgia, kisah ini bukan hanya mitos, melainkan sebuah fenomena yang dapat dijelaskan secara logis. Bagaimana bisa?

Kisah ini mengambil kita ke jantung Kolhis kuno, tempat dimana emas bukan hanya komoditas, tetapi juga bagian dari kepercayaan spiritual mereka.

Di sini, domba tidak hanya merupakan hewan ternak, tetapi simbol suci yang menghubungkan bumi dengan langit.

Penjelasan yang diberikan oleh sejarah dan arkeologi memberikan dimensi baru pada kisah klasik ini.

Untuk memahami lebih lanjut, ikuti pembahasan mendalam dalam artikel ini.

Bulu Domba Emas dalam Mitologi Yunani

Untuk memahami cerita lebih lanjut, mari kita bahas tentang Bulu Domba Emas (Golden Fleece). Bulu ini berasal dari Chrysomallos, domba jantan ajaib yang merupakan keturunan Poseidon, dewa laut.

Sesosok Nimfa (peri) awan bernama Nephele menggunakan domba ajaib ini untuk menyelamatkan anak-anak kembarnya dari Phrixus dan Helle yang hampir menjadikannya korban.

Domba tersebut berhasil membawa mereka terbang, tetapi sayangnya Helle jatuh dan tenggelam di laut saat perjalanan menuju Colchis (sekarang bagian dari Georgia modern).

Setelah sampai di Colchis, Phrixus mengorbankan domba tersebut dan menyerahkan bulunya kepada Raja Aeëtes sebagai tanda terima kasih. Raja Aeëtes kemudian menggantung Bulu Domba Emas di sebuah pohon di hutan sakral, yang dijaga oleh naga yang mengerikan.

Baca Juga: Selidik Dataran Luas Atlantis dalam Mitologi Yunani, Hijau dan Subur

Dalam epik Jason dan para Argonaut, Jason datang ke Colchis dengan misi untuk merebut Bulu Domba Emas. Dalam mitologi Yunani, sosok Jason terkenal sebagai salah satu pahlawan kesayangan Dewi Athena.

Raja Aeëtes bersedia memberikannya jika Jason dapat menuntaskan serangkaian tantangan mematikan. Berkat ramuan sihir yang membuat naga itu tertidur lelap, Jason akhirnya berhasil membawa pulang Bulu Domba Emas.

Spekulasi Mengenai Bulu Domba Emas

Banyak teori yang berkembang tentang latar belakang kisah Jason dan para Argonaut dalam pencarian Bulu Domba Emas. "Salah satunya adalah teori yang menghubungkan bulu domba tersebut dengan simbol kekuatan monarki," jelas Caleb Howells di laman Greek Reporter.

Ketika Jason pertama kali menyatakan niatnya untuk mengambil Bulu Domba Emas, Raja Aeëtes bereaksi dengan amarah. Dia menuduh Jason serta kawan-kawannya berniat untuk merebut takhta Colchis.

Respons tersebut bisa jadi menunjukkan bahwa Bulu Domba Emas merupakan simbol dari kekuasaan kerajaan. Namun, mengingat tujuan ekspedisi ini adalah untuk membawa Bulu Domba Emas kembali ke Yunani, bukan untuk mengambil alih dan memerintah Colchis, teori ini tampaknya kurang tepat.

Teori lain menyebutkan bahwa Bulu Domba Emas mungkin merujuk pada jenis domba yang unik dan hanya ada di Colchis. Namun, cerita tentang pencurian hewan ternak sering kali muncul dalam mitologi Yunani.

Jadi, jika itu merupakan esensi dari kisah Jason dan Argonaut, mengapa tidak digambarkan secara eksplisit demikian? Mengapa harus menggunakan perumpamaan?

Keagungan Domba di Georgia

Untungnya, ada penjelasan yang paling masuk akal dari Bulu Domba Emas yang terkait dengan kekhasan Colchis kuno. Untuk itu, tidak mungkin simbol tersebut menggambarkan sesuatu yang biasanya lebih eksplisit dalam mitologi Yunani.

Dari catatan sejarah tentang Colchis, kita menemukan petunjuk tentang asal usul misteri ini. Penulis-penulis Yunani kuno mencatat bahwa Colchis dikenal akan kekayaan emasnya, dimana mineral ini sangat melimpah di wilayah tersebut.

Baca Juga: Mitologi Yunani: 4 Hukuman Tersadis Zeus, Prometheus Paling Menderita

Di sisi lain, diketahui pula bahwa domba memiliki kedudukan yang sakral di sana. Banyak artefak yang menunjukkan pemujaan terhadap domba telah ditemukan di Georgia

Ini menegaskan betapa pentingnya hewan ini bagi Svan, suku etnis di Svanetia, wilayah pegunungan di Colchis. Suku Svan sendiri memiliki legenda tentang domba emas yang terkurung dalam sebuah gua, menjaga harta.

Di Georgia, khususnya di Svanetia, domba tidak hanya dihormati sebagai hewan suci. Di daerah ini, domba juga merupakan pusat utama penambangan emas Colchis.

Metode tradisional penambangan emas di sini memiliki arti yang mendalam dan masih bertahan hingga sekarang. Strabo, seorang ahli geografi Yunani dari abad ke-1 SM, memberikan deskripsi tentang metode ini:

"Di negeri mereka, emas terbawa oleh arus sungai pegunungan, dan orang-orang barbar memperolehnya dengan menggunakan bak berlubang dan kulit berbulu."

Pada kenyataannya, kulit domba memang digunakan untuk menangkap butiran emas yang terbawa arus sungai pegunungan. Para penambang modern mengakui bahwa bulu domba sering kali tertutup debu emas hingga tampak seperti 'emas' sesungguhnya.

Strabo bahkan mencatat bahwa orang Yunani kuno meyakini bahwa inilah asal mula Bulu Domba Emas. Penjelasan ini sangat masuk akal dan unik bagi masyarakat Colchis.

Kemungkinan Logis di Balik Legenda

Namun, bagaimana mungkin sebuah alat kerja sehari-hari berubah menjadi objek sakral dalam legenda? Perlu diingat, masyarakat yang sama yang menambang emas dengan cara ini juga memuliakan domba sebagai makhluk suci.

Berbagai artefak yang menggambarkan domba sebagai objek pemujaan telah ditemukan di wilayah ini. Jadi, sangatlah wajar jika 'bulu domba emas' ini dianggap sebagai sesuatu yang sakral oleh masyarakat pegunungan tersebut.

Mungkin saja, warga Georgia, khususnya Colchis kuno, pernah memberikan bulu domba emas ini sebagai persembahan kepada raja mereka. Hal ini sesuai dengan narasi yang menyebutkan Raja Aeëtes menerima Bulu Domba Emas sebagai hadiah.

Dengan mengungkap kisah Bulu Domba Emas di Georgia, kita menemukan titik temu antara realitas dan mitologi Yunani. Kisah ini membuktikan bahwa mitos bisa memiliki akar di dunia nyata.