Sedang Sendirian tapi Merasa Diawasi Seseorang? Ini Sebabnya!

By Sysilia Tanhati, Jumat, 21 Juni 2024 | 08:00 WIB
Ketika sedang sendirian, seseorang bisa merasa sedang diawasi. Padahal tidak ada siapa-siapa di sekitarnya. Apa yang menyebabkan munculnya perasaan ini? (Alla Sergeeva/Pexels)

“Amigdala memproses emosi kita seperti stres dan kecemasan,” katanya. “Jika ia terlalu aktif atau dirugikan akibat kerusakan fisik atau penyebab trauma yang berkelanjutan, hal ini dapat menyebabkan peningkatan respons emosional. Misalnya munculnya persepsi ancaman.”

Merasa diawasi saat sedang sendiri dan gangguan kesehatan mental

Bukan hal yang aneh jika orang merasa diawasi, kata Dr. Alice Feller, psikiater klinis yang berbasis di California. Jadi bagaimana Anda membedakan kehati-hatian yang masuk akal dari masalah yang lebih serius?

Masalah muncul ketika seseorang terus-menerus merasa diawasi atau paranoid karena diawasi dalam jangka waktu lama.

“Dengan penyakit mental, yang terjadi adalah Anda kehilangan kemampuan untuk bertanya-tanya apakah itu hanya perasaan. Anda seperti kehilangan wawasan tentang proses tubuh dan mental Anda sendiri,” kata Feller. “Anda bisa melakukan pengecekan realitas, tapi belum tentu berhasil.”

Misalnya, gejala skizofrenia meliputi kewaspadaan berlebihan dan paranoia. Gejala itu dapat mencakup khayalan bahwa seseorang sedang memperhatikan Anda.

Penelitian menunjukkan bahwa pada penderita skizofrenia, paranoia dikaitkan dengan aktivitas abnormal pada sistem limbik. Sistem ini adalah bagian otak yang mencakup amigdala dan mengontrol respons perilaku berbasis emosi dan kelangsungan hidup. Seperti respons melawan-atau-lari.

Sebuah studi menjelaskan bahwa pada pasien skizofrenia, paranoia dikaitkan dengan peningkatan aliran darah selama keadaan istirahat di amigdala. Selain itu, konektivitas yang tidak biasa antara amigdala dan area lain di otak juga dikaitkan dengan paranoia.

Hal ini menunjukkan bahwa paranoia terkait dengan konektivitas yang menyimpang dalam sirkuit inti limbik yang menunjukkan pemrosesan ancaman dan gangguan regulasi emosi.

Terlepas dari penyebabnya, Feller dan Dobson menyarankan seseorang mencari dukungan kesehatan mental jika mengalami paranoia terus-menerus. Hal ini terutama berlaku jika perasaan diawasi terjadi meskipun ada bukti fisik bahwa tidak ada orang lain di sana. Atau jika kecemasan karena diawasi menjadi lebih buruk.

“Saya mendorong masyarakat untuk mencari intervensi mental dan medis ketika mereka mulai menyadari bahwa mereka mengalami kesulitan,” kata Dobson. “Intervensi dini adalah kuncinya.”