Singkap Sejarah Panjang Hubungan Kompleks antara Tibet dan Tiongkok

By Sysilia Tanhati, Kamis, 27 Juni 2024 | 17:36 WIB
Setidaknya selama 1.500 tahun, rakyat Tibet memiliki hubungan yang kompleks dengan tetangganya yang besar dan berkuasa di timur, Tiongkok. (Bundesarchiv/CC BY-SA 3.0)

Para Gurkha kembali 3 tahun kemudian, menjarah dan menghancurkan beberapa biara terkenal di Tibet. Kekaisaran Tiongkok mengirim pasukan berkekuatan 17.000 pasukan. Bersama dengan pasukan Tibet, mereka mengusir Gurkha keluar dari Tibet dan ke selatan hingga 32 km dari Kathmandu.

Meskipun ada bantuan semacam ini dari Kekaisaran Tiongkok, rakyat Tibet merasa kesal dengan pemerintahan Qing yang terus ikut campur.

Pada tahun 1804, Dalai Lama Kedelapan meninggal. Dan tahun 1895, Dalai Lama Ketigabelas naik takhta. Namun selama itu, tidak ada inkarnasi Dalai Lama yang hidup hingga ulang tahun ke-19 mereka.

Jika orang Tiongkok menganggap inkarnasi tertentu terlalu sulit dikendalikan, mereka akan meracuninya. Jika orang Tibet mengira inkarnasi dikendalikan oleh orang Tiongkok, maka mereka sendiri yang akan meracuninya.

Tibet Terlibat dalam “Permainan”

Sepanjang periode ini, Rusia dan Inggris terlibat dalam "Permainan Besar", yaitu perebutan pengaruh dan kendali di Asia Tengah.

Rusia mendorong perbatasannya ke selatan. Mereka mencari akses ke pelabuhan laut air hangat dan zona penyangga antara Rusia dan Inggris yang maju. Inggris mendorong ke utara dari India, mencoba memperluas kerajaan mereka. Inggris berupaya melindungi Raj, “Permata Mahkota Kerajaan Inggris,” dari ekspansionis Rusia.

Tibet adalah bagian penting dalam permainan ini.

Kekuasaan Dinasti Qing di Tiongkok melemah sepanjang abad ke-18. Tiongkok mengalami kekalahan dalam Perang Candu dengan Inggris. Juga muncul Pemberontakan Taiping (1850-1864) dan Pemberontakan Boxer (1899-1901).

Hubungan sebenarnya antara Tiongkok dan Tibet tidak jelas sejak awal Dinasti Qing. Melemahkan kekuasaan Dinasti Qing di dalam negeri membuat status Tibet semakin tidak menentu.

Ketidakjelasan kendali atas Tibet menimbulkan masalah. Pada tahun 1893, Inggris di India membuat perjanjian perdagangan dan perbatasan dengan Beijing mengenai perbatasan antara Sikkim dan Tibet. “Namun, pihak Tibet dengan tegas menolak ketentuan perjanjian tersebut,” ungkap Szczepanski.

Inggris menginvasi Tibet pada tahun 1903 dengan 10.000 orang dan merebut Lhasa pada tahun berikutnya. Setelah itu, mereka membuat perjanjian lain dengan Tibet, serta perwakilan Tiongkok, Nepal, dan Bhutan. Perjanjian tersebut memberi Inggris kendali atas urusan Tibet.