Seperti Apa Persamaan dan Perbedaan Mitologi Yunani dan Romawi?

By Ade S, Jumat, 12 Juli 2024 | 14:03 WIB
Zeus dan Jupiter. Pelajari perbedaan mitologi Yunani dan Romawi, termasuk kepribadian dewa, cerita asal-usul, dan pandangan terhadap manusia. Temukan persamaannya juga! (Marie-Lan Nguyen dan Jean-Pol GRANDMONT)

Selain itu, bangsa Etruria, yang mendahului Romawi, juga mengadopsi banyak dewa Yunani ke dalam agama mereka. Mereka sangat menghargai seni Yunani, seperti yang terlihat dari tembikar Yunani yang dilukis yang masih ditemukan oleh para arkeolog di situs Etruria.

Bangsa Romawi menggabungkan mitologi dan ikonografi Yunani ke dalam agama mereka, menciptakan mitologi baru yang terinspirasi oleh mitos Yunani. Perlu dicatat bahwa orang Romawi mengklaim leluhur mereka adalah pahlawan Trojan, Aeneas, yang disebutkan dalam Iliad karya Homerus.

Akibatnya, agama, seni, filsafat, sastra, dan mitologi Yunani semuanya memengaruhi apa yang menjadi cerita asal mula dasar mitologi Romawi: kelahiran Romulus dan Remus, pendiri Romawi yang melegenda.

Epos Aeneid karya Virgil ditulis antara 29 dan 19 SM. Epos ini menceritakan kisah Aeneas dan para Trojan yang tersisa yang berkelana ke wilayah Italia di mana keturunan mereka ditakdirkan untuk mendirikan kota Roma.

Perbedaan Mitologi Yunani dan Romawi

Mitologi Yunani bagaikan simfoni yang memukau, tercipta dari untaian puisi dan drama yang indah. Cerita-cerita para dewa Olympus, seperti Zeus, Poseidon, dan Athena, diabadikan dalam karya seni dan sastra yang memikat.

Di sisi lain, mitologi Romawi lebih condong ke arah pragmatisme. Cerita-kisah mitologi mereka tertuang dalam bentuk prosa, terjalin erat dengan sejarah dan institusi Romawi. Bagi bangsa Romawi, mitologi bukan hanya hiburan, tetapi juga alat untuk memperkuat identitas dan nilai-nilai moral mereka.

* Kepribadian Dewa-Dewi

Kekuatan, kecantikan, kreativitas, dan kecerdasan menjadi pujaan utama dewa dan dewi Yunani. Para dewa dan dewi mereka menjelma menjadi sosok ideal, penuh heroisme, jiwa petualang, keberanian, kekuatan, dan kepintaran.

Namun, di balik kejayaan mereka, tersembunyi pula sifat-sifat yang dapat menjerumuskan mereka ke jurang kehancuran. Kesombongan, kekejaman, dan ambisi buta menjadi sisi gelap para dewa dan dewi ini, mengingatkan manusia bahwa bahkan yang terkuat pun tak luput dari cacat dan kelemahan.

Berbeda dengan Yunani, dewa-dewi Romawi tampil dengan kepribadian yang lebih kolektif. Individualisme mereka teredam, digantikan dengan fokus utama pada fungsi dan peran mereka dalam menjaga kelangsungan hidup keluarga dan negara.

Baca Juga: Patung Hermes Raksasa dari Mitologi Yunani Ditemukan, Selamat Berkat Kristenisasi?