Kisah Cinta dan Penciptaan dari Aristophanes
Dalam komedi Yunani "Burung" karya Aristophanes, kita diajak menyelami kisah penciptaan yang unik dan penuh humor.
Berbeda dengan Hesiod yang menceritakan asal-usul alam semesta dari kekacauan dan kegelapan, Aristophanes menghadirkan cerita yang lebih ringan dan menghibur, di mana cinta menjadi kunci penciptaan.
Di awal kisah, Chaos, Nyx (dewi Malam), Erebus (dewa Kegelapan), dan Tartarus (Dunia Bawah) adalah satu-satunya yang ada. Dari kehampaan ini, Nyx yang bersayap hitam bertelur di kedalaman Erebus yang tak terhingga. Telur ini bukan sembarang telur, melainkan cikal bakal kehidupan dan cinta.
Dari telur tersebut, muncullah Eros, dewa Cinta yang bersayap emas. Kehadiran Eros membawa perubahan besar. Dengan kekuatan cintanya, dia menciptakan seluruh dunia, melahirkan langit, bumi, dan segala makhluk yang hidup di dalamnya.
"Dalam kisah penciptaan Orphic, telur melambangkan dunia, itulah sebabnya ia memainkan peran penting dalam penciptaan para dewa dan dewi," ungkap Miate.
Nyx dan Zeus
Dalam kisah epik Homer, Iliad, tergambarlah momen menegangkan ketika Nyx, dewi Malam, berani menentang Zeus, raja para dewa Olympian, demi melindungi putranya, Hypnos, dewa Tidur.
Kisah ini berawal dari kebencian Hera, istri Zeus, terhadap pahlawan Yunani Hercules. Hercules adalah putra Zeus dari seorang wanita fana bernama Alcmene, dan Hera tidak dapat menerima kenyataan ini.
Berniat menyingkirkan Hercules, Hera menyusun rencana licik untuk menghancurkan kapalnya dalam perjalanan pulang dari Troy.
Hera membutuhkan bantuan Hypnos untuk melancarkan aksinya. Dia meminta Hypnos menidurkan Zeus agar dia tidak mengetahui rencana jahat Hera. Hypnos, dengan kekuatannya yang dapat menenangkan bahkan dewa terkuat sekalipun, setuju untuk membantu.
Baca Juga: Patung Hermes Raksasa dari Mitologi Yunani Ditemukan, Selamat Berkat Kristenisasi?