Dunia Hewan: Bagaimana Hewan Bisa Melakukan 'Kelahiran Perawan'?

By Ade S, Selasa, 16 Juli 2024 | 12:03 WIB
Komodo adalah salah satu dari sedikit vertebrata yang dapat mengalami “kelahiran perawan”, yang dimungkinkan oleh partenogenesis. Pelajari bagaimana dalam dunia hewan terdapat kasus 'kelahiran perawan', sebuah fenomena luar biasa yang disebut partenogenesis. (Joel Sartore)

Meskipun fertil, pejantan ini hanya bisa menghasilkan sperma yang mengandung kromosom X, sehingga semua keturunannya akan menjadi betina.

Fenomena reproduksi yang luar biasa

Partenogenesis, sebuah fenomena reproduksi yang luar biasa, telah memungkinkan hewan bereproduksi selama jutaan tahun.

Proses ini pertama kali muncul pada organisme terkecil dan paling sederhana, dan para ilmuwan percaya bahwa pada hewan tingkat lanjut seperti vertebrata, partenogenesis muncul sebagai upaya terakhir bagi spesies yang menghadapi kondisi sulit.

"Hal ini mungkin menjelaskan mengapa partenogenesis diamati pada banyak spesies gurun dan pulau," jelas Wetzel.

Meskipun partenogenesis lebih umum pada invertebrata kecil seperti lebah, tawon, semut, dan kutu daun, yang bahkan dapat beralih antara reproduksi seksual dan aseksual, fenomena ini juga telah diamati pada lebih dari 80 spesies vertebrata, dengan sekitar setengahnya adalah ikan atau kadal.

Namun, pada vertebrata kompleks seperti hiu, ular, dan kadal besar, partenogenesis tergolong jarang. Hal inilah yang membuat kasus Leonie, hiu zebra betina yang melahirkan tanpa kawin di Reef HQ Aquarium, Australia, pada tahun 2016, begitu membingungkan para ilmuwan.

"Melacak kemunculan partenogenesis di alam liar memang sulit, sehingga banyak "kelahiran pertama" melalui reproduksi aseksual justru ditemukan pada hewan yang dipelihara manusia," tutur Wetzel.

Bagi vertebrata, baik di alam liar maupun di penangkaran, "kelahiran perawan" ini adalah peristiwa langka yang dipicu oleh kondisi tidak biasa.

Berbeda dengan organisme yang lebih sederhana, mamalia tidak diketahui bereproduksi dengan cara ini. Hal ini karena mamalia bergantung pada proses yang disebut genomic imprinting, di mana gen ditandai untuk menunjukkan asal mereka dari ibu atau ayah.

Pada mamalia seperti manusia, gen tertentu diaktifkan atau dinonaktifkan tergantung pada orang tua yang berkontribusi. Jika hanya ada satu orang tua, beberapa gen akan gagal aktif sama sekali, sehingga keturunan yang layak menjadi tidak mungkin.

Baca Juga: Dunia Hewan: Bagaimana 'Meliarkan Kembali' Bison Bisa Selamatkan Bumi?