Bagaimana Ikaria Tundukkan Ottoman dan Jadi Negara Merdeka Terkecil dalam Sejarah Dunia?

By Ade S, Selasa, 23 Juli 2024 | 13:03 WIB
Peta pulau Ikaria. Ikaria, pulau kecil yang tundukkan Ottoman dan jadi negara terkecil dalam sejarah dunia. Simak kisahnya! (Bgabel )

Meskipun namanya sama dengan jenderal dan sejarawan legendaris Yunani Kuno, Thucydides Efendi dari pihak Yunani-Ottoman ini jelas tak memiliki bakat yang sama.

Papalas menjelaskan bahwa Thucydides Efendi melakukan blunder dengan memecah belah pasukannya yang sudah sedikit jumlahnya saat para pemberontak Ikaria mengumpulkan para sukarelawan untuk melumpuhkan Ottoman.

Dengan demikian, kekuasaan Ottoman di wilayah terpencil kekaisaran ini pun berakhir. Namun, apa yang menggantikan kontrol Ottoman secara sementara justru membuat Ikaria mendapat tempat istimewa dalam sejarah.

Kesemuan negara merdeka terkecil

Meskipun berhasil mengalahkan Ottoman dan meraih kemerdekaan, masa depan Ikaria masih diselimuti ketidakpastian. Ada beberapa faktor yang berkontribusi pada situasi ini.

Pertama, Venizelos dan pemerintah Yunani tidak senang dengan peristiwa revolusioner di Ikaria. Venizelos sedang terlibat dalam negosiasi rumit untuk membentuk Liga Balkan, koalisi untuk merebut wilayah Balkan yang tersisa di bawah Kekaisaran Ottoman.

Sejarawan D. Alastos mencatat bahwa negosiator Bulgaria bersikeras memasukkan klausul dalam perjanjian yang akan membatalkan aliansi Balkan jika serangan terhadap Ottoman terjadi sebelum tanggal yang disepakati.

Dengan demikian, para pemberontak Ikaria justru membuat Venizelos cemas saat ia menyelesaikan detail akhir untuk aliansi di balik layar sebelum dimulainya Perang Balkan Pertama tahun 1912.

Namun, ketidaksenangan Venizelos bukanlah masalah utama yang dihadapi para pemberontak Ikaria saat itu. Para penduduk pulau, misalnya, khawatir akan serangan balik Ottoman yang pada akhirnya tidak pernah terjadi.

Di saat yang sama, sumber daya menipis, dan hubungan perdagangan vital dengan pelabuhan Ottoman seperti Smyrna terganggu.

Dengan penundaan terkait penyatuan dengan Yunani, para pemberontak Ikaria meminta Malachias untuk membentuk pemerintahan. Akan tetapi, "Negara Merdeka Ikaria" yang dideklarasikan pada Juli 1912 ini nyaris tidak menyerupai negara yang berfungsi dengan baik.

Baca Juga: Tak Hanya 'Taman Bermain Seksual Sultan', Ini Peran Harem Era Ottoman

Misalnya, negara ini tidak memiliki birokrasi, mata uang, dan hubungan diplomatik. Faktanya, Negara Merdeka Ikaria hanya memiliki bendera, konstitusi, lagu kebangsaan, dan perangko. Pemerintahan rintisan ini membutuhkan uang sumbangan dari diaspora Ikaria di Mesir dan Amerika Serikat untuk bisa bertahan hidup.

Bukti nyata kekuatan tekad

Meskipun "Negara Merdeka Ikaria" hanya bertahan selama lima bulan, keberadaannya menjadi bukti nyata tekad rakyat Ikaria untuk meraih kemerdekaan dan menentukan nasib mereka sendiri.

Kisah mereka menjadi bagian unik dalam sejarah runtuhnya Kekaisaran Ottoman dan menunjukkan bahwa perubahan sejarah dapat terjadi dalam skala besar maupun kecil.

Mungkin tidak mengejutkan bahwa Negara Merdeka Ikaria hanya bertahan selama lima bulan. Dengan sumber daya yang menipis dan ketakutan akan kekuatan lain seperti Italia yang mungkin merebut pulau tersebut, Ikaria menyambut baik penyatuan dengan Yunani pada November 1912.

Pandangan Yunani terhadap pencaplokan pulau-pulau Aegean Ottoman berubah setelah Perang Balkan Pertama dimulai pada Oktober 1912. Memang, banyak pulau Aegean di Kekaisaran Ottoman, termasuk Ikaria, Samos, dan Chios, akan bersatu dengan Yunani pada tahun 1913.

Meskipun Negara Merdeka Ikaria berumur pendek, para penduduk pulau tetap bangga dengan masa kemerdekaan singkat mereka dari Kekaisaran Ottoman dan Yunani.

Dalam sebuah ironi sejarah, sejarawan Anthony Papalas mencatat bahwa Thucydides Efendi kemudian menjadi pejabat pemerintah Yunani setelah diusir dari Turki bersama populasi Yunani-Ottoman pada 1920-an.

"Ini menambah keajaiban kisah bagaimana sebuah pulau kecil bisa melawan dan memenangkan kemerdekaan dari sebuah kekaisaran," tutup Pappas.