Filsuf dan penulis, Jean-Jacques Rousseau, yang karyanya kemudian memengaruhi revolusi, mungkin adalah orang pertama yang menuliskan frasa tersebut pada tahun 1767.
"'Biarkan mereka makan brioche' awalnya ditemukan dalam salah satu novel Jean-Jacques Rousseau, di mana ia mengaitkan kalimat ini dengan salah satu karakter fiktifnya yang berasal dari aristokrasi Prancis abad ke-18," kata Maior-Barron.
Namun, dalam kasus Marie Antoinette, para pencemar nama sang ratu mungkin termotivasi oleh lebih dari sekadar seksisme murni—dia juga menghadirkan ancaman nyata bagi para republikan.
Marie Antoinette lahir dalam keluarga kerajaan Habsburg Austria yang kuat sebelum menikah dengan Louis.
Ketika pemberontakan bersenjata melawan mahkota Prancis mulai meningkat, dia menulis kepada saudara-saudaranya di rumah untuk mencoba membuat mereka menginvasi Prancis dan menyelamatkan monarki.
Ketika kekuatan-kekuatan ini menginvasi Prancis, Marie Antoinette dilihat sebagai pengkhianat," kata Gildea.
Pada akhirnya, keluarga Habsburg gagal menghentikan revolusi, Marie Antoinette dipenggal, dan para pemenang dibiarkan menulis buku sejarah.
Melalui penelusuran mendalam terhadap sejarah dunia, kita dapat menyimpulkan bahwa kisah Marie Antoinette dan makan kue lebih dari sekadar sebuah anekdot.
Ini adalah cerminan dari kompleksitas sejarah, di mana fakta, mitos, dan propaganda saling bercampur aduk untuk membentuk narasi yang kita kenal saat ini.