"Karena mereka bukan orang Tajik, orang-orang Tajik menyebut mereka turkman, yang artinya seperti orang Turki," lanjutnya.
Hafiz Tanish Mir Muhammad Bukhari juga meriwayatkan bahwa "wajah orang-orang Turki Oghuz tidak tetap seperti setelah migrasi mereka ke Transoxiana dan Iran."
Khan Khiva , Abu al-Ghazi Bahadur , dalam risalah berbahasa Chagatai- nya Genealogy of the Turkmens , menulis bahwa "dagu mereka (Turki Oghuz) mulai menyempit, mata mereka mulai membesar, wajah mereka mulai mengecil, dan hidung mereka mulai membesar setelah lima atau enam generasi."
Sejarawan Ottoman Mustafa Ali berkomentar dalam Kunhuʾl-ahbar bahwa orang Turki Anatolia dan elit Ottoman bercampur secara etnis:
"Sebagian besar penduduk Rum memiliki asal etnis yang membingungkan. Di antara orang-orang terkemuka di sana, hanya sedikit yang garis keturunannya tidak kembali ke Islam."
Pada tahun 1300 M, bangsa Mongol berhasil menyerang Kerajaan Saljuk, dan Sultan Alauddin II syahid terbunuh.
Kerajaan Saljuk pada masa itu terpecah menjadi beberapa kerajaan kecil.
Utsman juga mengambil kesempatan tersebut dan menyatakan kemerdekaan serta berkuasa penuh atas daerah yang didudukinya. Sejak itulah, Turki Utsmani dinyatakan berdiri.
Adapun penguasa pertamanya adalah Utsman yang kemudian seringkali disebut Utsman I.
Ibukota dari negara Turki Utsmani ini kemudian pertama kali didirikan pada 1326 M, bertempat di Brusa.
Mendekati 1366 M daulah itu telah berkembang lebih stabil dan mendapatkan pijakan yang lebih kokoh di daratan Eropa, hingga berkembang menjadi sebuah kerajaan besar dengan Andrianopel (Edirna) sebagai ibukota-nya.9 Utsman I memikul tanggung jawab kepemimpinan orang-orang Turki pada tahun 1299 M.
Baca Juga: Sejarah Dunia: Kapan Sebenarnya Konstantinopel Berubah jadi Istanbul?