Jejak Langkah di Lombok: Pendakian Gunung Tambora dan Pesona Wisata Alam

By National Geographic Indonesia, Jumat, 2 Agustus 2024 | 12:00 WIB
Berfoto di Pulau Meres Pulau Lombok. ()

Nationalgeographic.co.id—Gunung Tambora, saksi bisu letusan dahsyat yang mengguncang dunia, kembali menjadi sorotan.

Kali ini, tim Tambora Expedition yang melakukan ekspedisi bertajuk "Menyapa Mahakaldera" berhasil mengungkap pesona alam dan budaya yang tersembunyi di balik kemegahannya.

Sukma Ampera, Utari Novita Sari, Yusri Yustisia, Nur Kkholis, dan Zidan, lima petualang tangguh, memulai perjalanan mereka dari Stasiun Pekalongan pada 1 Juni 2024 dengan misi menaklukkan puncak Tambora dan menjelajahi keindahan alam Lombok.

Dalam artikel ini, kita akan diajak untuk mengikuti jejak langkah para petualang dalam menaklukkan Gunung Tambora. Mulai dari persiapan yang matang, perjalanan yang penuh tantangan, hingga penemuan-penemuan menarik di sepanjang perjalanan.

Selain itu, kita juga akan diajak untuk mengenal lebih dekat budaya dan masyarakat Lombok yang masih kental dengan tradisi leluhurnya. Jangan lewatkan kesempatan untuk membaca artikel ini dan ikut merasakan sensasi petualangan yang seru!

Petualangan dimulai

Perjalanan panjang kami dimulai di Stasiun Pekalongan, stasiun bersejarah di kota kecil yang penuh pesona, pada 1 Juni 2024. Dengan tiket kereta seharga Rp110.000, kami melaju kencang menuju Surabaya, kota metropolitan yang ramai.

Nur Kholis, yang bertanggung jawab terhadap transportasi dan akomodasi tim, tak henti memantau ketersediaan penginapan di sekitar Stasiun Pasar Turi Surabaya. Tepat pukul 20.00 WIB, kami tiba di stasiun tersebut, disambut hawa panas yang membakar semangat.

Tanpa membuang waktu, kami bergegas menuju penginapan sederhana yang telah dipesan, dengan tarif Rp230.000 per kamar untuk 3 orang. Malam itu menjadi malam persiapan menjelang petualangan besar yang menanti esok hari.

Tepat pukul 08.00 WIB keesokan harinya, Utari Novita Sari, anggota ekspedisi yang penuh semangat, bergabung dengan kami. Bersama-sama, kami melangkah menuju Pelabuhan Tanjung Perak dengan angkutan online seharga Rp35.000. Tak lama kemudian, sampailah kami di pelabuhan yang ramai dan penuh dengan aktivitas.

Kapal yang akan mengantarkan kami adalah KM. Kirana VII, sebuah kapal penumpang dan barang yang melayani rute Tanjung Perak-Lembar NTB. Dengan tiket seharga Rp210.000, kami mendapatkan fasilitas sarapan dan makan malam di atas kapal.

Baca Juga: Dunia 'Sangat Tidak Siap' Menghadapi Letusan Gunung Berapi Masif