Sejarah Dunia: Kisah Tragis Pembantaian Keluarga Kerajaan Nepal

By Sysilia Tanhati, Sabtu, 10 Agustus 2024 | 18:00 WIB
Pembantaian anggota Kerajaan Nepal tahun 2001 merupakan tragedi keluarga dan konstitusional yang dilakukan oleh Putra Mahkota Nepal. (Jochen Reier/CC BY-SA 4.0)

Seorang ajudan kerajaan mengatakan, “Sejak awal ia mungkin tidak mendapatkan kasih sayang yang seharusnya ia dapatkan sebagai seorang anak. Itulah yang saya yakini.”

Dipendra juga mengembangkan kegemaran terhadap senjata api sejak usia dini. Ia menerima senjata api pertamanya pada usia 8 tahun. Ada cerita tentang sang pangeran merampas senjata api dari tentara ketika mengunjungi fasilitas pelatihan militer bersama ayahnya.

Bahkan, Dipendra menyimpan senjata api yang terisi peluru tanpa pengawasan di kamarnya seolah-olah itu adalah pakaian. Ia berlatih menembak selama berjam-jam setiap hari; staf istana dan para tetangga menjadi terbiasa dengan suara tembakan.

Saat remaja, Dipendra jatuh cinta dengan sepupunya yang kedua. Ibunya menolak perjodohan itu dan mengirim putranya ke Eton College di Inggris. Di sana, ia bertemu Devyani Rana, seorang gadis dari keluarga terkaya di Nepal. Bagi Dipendra, itu adalah cinta pada pandangan pertama.

Namun, keluarganya menentang hubungannya dengan Devyani. Kakek buyut Devyani adalah perdana menteri terakhir Rana di Nepal dan nenek dari pihak ibu adalah mantan bangsawan India. Ada kekhawatiran bahwa pernikahan itu dapat membayangi keluarga kerajaan Nepal atau bahkan membawanya di bawah pengaruh asing.

Meskipun keluarganya sangat kaya, Devyani berasal dari kasta yang lebih rendah daripada keluarga kerajaan Nepal. Fakta itu membuatnya tidak layak menjadi calon ratu. Rumor mengatakan bahwa ibu Devyani bertemu Ratu Aishwarya.

Sang ratu diberi peringatan bahwa Devyani terbiasa dengan kemewahan yang ekstrem. Ibu Devyani menyatakan bahwa pernikahan dengan keluarga Kerajaan Nepal dapat menurunkan standar hidup putrinya.

Raja Birendra juga menentang pernikahan itu. Sang raja bahkan memperingatkan Dipendra bahwa ia akan dicopot sebagai pewaris tahta jika ia menikahi Devyani.

Menjelang pertengahan Juni 2001, menjelang ulang tahunnya yang ke-30, keluarga Dipendra mendesaknya untuk menikah. Mereka telah memilih dua gadis untuk dinikahinya.

Dipendra memiliki karier militer yang luar biasa dan disukai oleh masyarakat Nepal. Maka menikah dengan gadis yang tepat akan mengamankan takhta Nepal.

Sebuah artikel berita dari akhir Mei 2001 mempertanyakan mengapa Dipendra masih belum menikah. Artikel tersebut melontarkan pertanyaan tentang apakah masa depannya sebagai pewaris tahta terancam.

Baca Juga: Rute Menuju Dusun Butuh, Nepal van Java yang Dibanggakan Sandiaga Uno