Pelajar Jawi dan 'Propaganda' Kekaisaran Ottoman di Hindia Belanda

By Muflika Nur Fuaddah, Sabtu, 17 Agustus 2024 | 14:00 WIB
Imigran Hadhrami di Surabaya, 1920. (wikimedia)

Ia merupakan keturunan orang Hadrami yang tinggal di Singapura. Singapura adalah pusat gerakan Ottoman di Asia Tenggara karena pemerintah Inggris memberikan lebih banyak kebebasan pada gerakan tersebut dibandingkan dengan Hindia Belanda di bawah pemerintah Belanda.

Banyak migran, terutama dari Hadhramaut, datang ke Singapura pada abad ke-19. Banyak Hadrami datang dari Hadhramaut ke kota-kota di Asia Tenggara seperti Singapura, Batavia, dan Surabaya untuk mencari peluang, umumnya sebagai pedagang.

Sebenarnya, pembukaan konsulat Ottoman di Singapura membuat Belanda cemas karena mereka menganggap konsulat tersebut sebagai simbol persatuan umat Islam dan karenanya dapat bertindak sebagai katalis dalam membangkitkan semangat umat Islam untuk melawan kekuasaan kolonial Belanda.

Setelah kematian konsulat Ottoman pertama di Singapura, Belanda meminta Inggris untuk menghalangi kehadiran konsulat Ottoman. Namun, Belanda tidak dapat sepenuhnya menolak kehadiran Ottoman di Asia Tenggara karena Belanda memiliki hubungan ekonomi dengan Ottoman.

Opium adalah produk penting yang dibawa oleh agen Belanda dari Izmir ke Jawa. Penjualan opium di Jawa dan Madura—yang menjadi kegiatan utama perusahaan dalam perdagangan narkotika—dilakukan melalui sistem pertanian.

Ini terdiri dari menyewakan—seringkali untuk jangka waktu terbatas—hak untuk memungut pajak atau menjual barang-barang yang menjadi monopoli pemerintah, seperti opium.

Sistem ini ada di Asia Tenggara, termasuk Siam (Thailand), Vietnam, Pinang, beberapa negara bagian Malaya, Singapura, dan sejumlah pulau di Kepulauan Indonesia.

Baik di Singapura maupun Batavia, Ottoman memercayakan posisi konsulat kepada keluarga Hadrami yang memiliki pengalaman di Asia Tenggara.

Untuk pertama kalinya, Ottoman menjalin hubungan terbuka dengan kelompok Hadrami. Frial berpendapat bahwa hal ini tidak dapat dipisahkan dari hubungan Hadrami dengan Samudra Hindia dan Istanbul.

Jaringan luas kelompok Hadrami di Istanbul memengaruhi kebijakan Ottoman di Asia Tenggara. Seperti yang disebutkan di atas, Sayyid Fadl menjadi tokoh penting di istana Ottoman sebagai penasihat sultan.

Berkat kehadiran Sayyid Fadl di Istanbul, banyak orang Hadrami yang dapat memperluas jalinan hubungan mereka dengan istana Abdulhamid II.

Baca Juga: Kekaisaran Ottoman ‘Menjelajah’ Nusantara dari Ujung Barat ke Timur