Nationalgeographic.co.id—Di puncak Gunung Nemrut terdapat apa yang disebut sebagian orang sebagai keajaiban dunia kedelapan. Situs tersebut merupakan tempat suci keagamaan yang terdiri dari 10 patung kolosal yang mengelilingi gundukan. Gundukan itu diyakini sebagai makam seorang raja kuno.
Struktur batu yang spektakuler ini merupakan beberapa penggambaran paling penting dari praktik keagamaan dan pemakaman masyarakat di Turki kuno. “Praktik tersebut terinspirasi dari warisan Yunani kuno dan Persia,” tulis Angel Carlos Perez Aguayo di laman National Geographic.
Terletak di wilayah pegunungan di tenggara Turki, Commagene adalah provinsi Kerajaan Helenistik Suriah. Ketika Aleksander Agung meninggal pada tahun 323 SM, jenderal tentara Makedonia Seleucus I Nicator mengambil alih wilayah tersebut. Sekitar 160 tahun kemudian, seorang satrap (gubernur) bernama Ptolemaeus menyatakan dirinya sebagai Raja Commagene.
Sejak Ptolemaeus jadi raja, provinsi tersebut memisahkan diri dari Kekaisaran Seleukia yang saat itu sedang runtuh. Sebuah dinasti baru penguasa Helenistik pun lahir.
Pada abad pertama SM, Commagene membentuk zona penyangga antara Romawi dan Parthia saat mereka bertempur untuk menguasai Anatolia. Selama masa ini, Commagene menikmati era keemasan. Masyarakatnya merupakan perpaduan budaya Yunani dan Persia.
“Penggabungan budaya merupakan hal yang umum pada periode Helenistik,” tambah Aguayo.
Antara sekitar tahun 70 dan 36 SM, Raja Commagene yang paling terkenal, Antiokhus I, memerintah. Ia mencoba untuk tetap netral dalam konflik antara Romawi dan Parthia. Sayangnya, penerus Antiokhus I tidak berhasil. Beberapa dekade kemudian Kekaisaran Romawi mencaplok provinsi tersebut.
Kini Commagene dikenang karena monumen luar biasa yang dibangun Antiokhus I di puncak Gunung Nemrut (Nemrut Dağ dalam bahasa Turki). Nemrut adalah nama lain untuk raja dalam Alkitab, Nimrod. Sang raja digambarkan dalam Kitab Kejadian sebagai "pemburu yang perkasa".
Menurut tradisi setempat, Nimrod pernah berburu di lereng Gunung Nemrut.
Monumen untuk raja
Di puncak gunung, pada ketinggian lebih dari 2.133 meter, Antiokhus membangun gundukan tanah buatan yang besar. Di kaki gundukan tanah itu, ia meletakkan patung-patung batu yang sangat besar. Patung-patung itu memiliki tinggi antara 3 hingga 9 meter.
Baca Juga: Kucing Punya Tempat Istimewa di Mata Masyarakat Turki, Apa Sebabnya?