Nasib Malang Para Dewi Mitologi Yunani yang Harus Tunduk pada Zeus

By Sysilia Tanhati, Sabtu, 24 Agustus 2024 | 12:00 WIB
Dewi-Dewi mitologi Yunani, meskipun memiliki keabadian dan kekuatan, sering kali tunduk pada para dewa. Mereka kadang dilarang mewujudkan kekuatannya sendiri. (Walter Crane)

Nationalgeographic.co.id—Tidak diragukan lagi, wanita di Yunani kuno sering tertindas. Namun, yang tidak disadari kebanyakan orang adalah bahwa para dewi mitologi Yunani juga mengalami hal yang sama.

Lihat saja bagaimana Aphrodite, dewi cinta, terjebak dalam pernikahan tanpa cinta, Athena, dewi paling bijak, selalu tunduk pada Zeus, serta Hera, dewi pernikahan, menikah dengan pezina berantai terburuk dalam mitologi Yunani.

Hera, dewi pernikahan yang memiliki pernikahan yang buruk dengan Dewa Zeus

Hera adalah Ratu Olympus. Posisinya melampaui semua dewi mitologi Yunani lainnya dan sebagian besar dewa lainnya. Sebagai dewi pernikahan, Hera adalah salah satu dewi yang paling disembah.

"Ia dihormati di Yunani kuno untuk waktu yang sangat lama,” tulis Bethany Williams di laman The Collector.

Di sepanjang pernikahan, orang-orang secara teratur berdoa kepada Hera untuk perlindungan dan bimbingannya.

Kisah Hera dimulai dengan pernikahan paksanya dengan Zeus. Dalam mitologi Yunani, Hera berulang kali menolak ajakan Zeus dan menolak untuk menikah dengannya. Namun, Zeus tidak kenal lelah dan mengabaikan penolakannya.

Akhirnya, ia mengubah dirinya menjadi burung kukuk dan memanggil badai petir yang hebat. Ia berpura-pura menjadi burung kecil yang terluka dan tak berdaya, yang terancam oleh cuaca yang keras. Hera melihat burung itu dalam kesulitan dan memeluknya.

Memanfaatkan kedekatannya, Zeus kemudian berubah kembali ke bentuk dewa aslinya dan memerkosanya. Hera, yang malu atas pelanggaran itu, setuju untuk menikahi Zeus.

Peristiwa itu adalah fondasi yang sangat tidak stabil untuk pernikahan mereka. Sejak saat itu, nafsu Zeus dan kecemburuan Hera menyebabkan masalah yang tak terhitung bagi mereka berdua.

Gelar Hera sebagai dewi pernikahan terus-menerus dicemooh oleh Zeus dalam perselingkuhannya yang tak terhitung jumlahnya.

Baca Juga: Salah Kaprah Citra Wanita 'Mematikan' dalam Mitologi Yunani

Kisah Hera dimulai dengan pernikahan paksanya dengan Zeus. Dalam mitologi Yunani, Hera berulang kali menolak ajakan Zeus dan menolak untuk menikah dengannya. (Marie-Lan Nguyen)

Alih-alih mewakili cita-cita ilahi tentang pernikahan dan keluarga bahagia, Hera justru mengalami sebaliknya. Zeus berselingkuh dari Hera dengan banyak wanita dan pria fana. Tindakan Zeus kerap membuatnya murka.

Sayangnya, Hera tidak dapat membalas dendam atas penghinaan Zeus. “Pasalnya ia ditundukkan oleh hierarki ilahi dan takut akan kekuatan Zeus,” tambah Williams.

Pada suatu kesempatan, Hera mencoba untuk menggulingkan Zeus dengan bantuan beberapa dewa lainnya, tetapi rencana itu gagal. Sebagai balasannya, Zeus menyiksa dan membuat Hera sangat takut. Sejak itu, Hera tidak pernah mencoba untuk menggulingkannya lagi.

Hera tidak memiliki kekuatan untuk melepaskan diri dari ikatan pernikahannya. Baginya dan Zeus, pernikahan bersifat kekal. Berdasarkan adat istiadat, hanya laki-laki yang dapat memutuskan untuk menceraikan istrinya di Yunani kuno.

Jika Zeus dan Hera bercerai, Hera akan kehilangan status dan kekuasaannya sebagai Ratu Olympus. Dengan demikian, ia bergantung pada kekuasaan Zeus untuk dirinya sendiri. Akibatnya, meskipun hubungan mereka tidak stabil, Hera terikat pada Zeus selamanya.

Aphrodite, dewi cinta dan gairah

Aphrodite adalah salah satu dewi tercantik dalam mitologi Yunani. Karena kecantikannya yang tak tertandingi, banyak dewa yang bersaing untuk menikahinya. Zeus tidak yakin bagaimana cara menyerahkannya untuk dinikahkan dengan dewa tanpa menimbulkan ketegangan.

Akhirnya, sebuah kesempatan datang ketika Hera dijebak di singgasana emas oleh Hephaistos. Zeus menawarkan Aphrodite untuk dinikahkan dengan dewa yang mampu membawa Hephaistos ke Olympus dan membebaskan Hera.

Aphrodite senang dengan keputusan ini karena dia yakin dengan keterampilan dan kekuatan kekasihnya, Ares. Namun, ketika Ares mencoba menerobos, Hephaistos menahannya dengan hujan logam cair yang membara.

Hephaistos menahan banyak pelamar hingga ia memutuskan untuk kembali ke Olympus secara sukarela dan meminta Aphrodite untuk melepaskan Hera. Zeus setuju, menghentikan persaingan dan membebaskan Hera.

Baca Juga: Kisah-Kisah Tragedi Mitologi Yunani yang Dikembangkan Jadi Seni Teater

Aphrodite adalah salah satu dewi tercantik dalam mitologi Yunani. Karena kecantikannya yang tak tertandingi, banyak dewa yang bersaing untuk menikahinya. (William Blake Richmond/Walker Art Gallery)

Maka, Aphrodite dinikahkan oleh ayahnya, Zeus, kepada Hephaistos. Namun, Aphrodite tidak membalas kasih sayang Hephaistos. Aphrodite ingin menikahi kekasihnya, Ares.

Sayangnya bagi Aphrodite, adat di Yunani Kuno adalah bahwa wanita tidak diperbolehkan untuk mengajukan perceraian. Perceraian adalah pilihan pria, jadi ia terikat pada pernikahan yang tidak diinginkannya. Sebagai akibat dari ketidakpuasannya dengan pernikahan tersebut, Aphrodite terus bertindak sesuai keinginannya dan mengejar pria lain.

Pernikahan Aphrodite tentu saja bertentangan dengan statusnya sebagai dewi cinta. Ia berada dalam hubungan tanpa cinta. Sementara Hephaistos mencintai Aphrodite dengan sepenuh hati, Aphrodite tidak pernah membalas kasih sayangnya.

Akhirnya, Hephaistos menjadi semakin marah dan kesal dengan ketidakpedulian Aphrodite terhadapnya serta kasih sayang Aphrodite kepada orang lain.

Hephaistos membuat rencana untuk mempermalukan Ares dan Aphrodite di hadapan para dewa lainnya. Ketika mereka berpelukan di tempat tidur, Hephaistos memasang jaring emas di atas mereka. Hephaistos memanggil para dewa untuk datang dan menyaksikan perselingkuhan mereka.   

Setelah ini, tersirat dalam berbagai kisah bahwa Hephaistos menceraikan Aphrodite. Ia dilaporkan telah menikah dengan Aglaia. Penting untuk dicatat bahwa itu harus menjadi pilihan Hephaistos dan bukan Aphrodite untuk memulai perceraian.

Athena, dewi perang yang tunduk pada ayahnya

Athena memiliki kemandirian dan kekuasaan jika dibandingkan dengan dewi-dewi mitologi Yunani lainnya. Namun meskipun demikian, ia masih tunduk pada ayahnya.

Banyak sumber kuno menyiratkan bahwa Athena adalah anak kesayangan Zeus. Zeus mengizinkan Athena mengenakan baju besinya sendiri (Aegis) ke medan perang.

Ketika ibu Athena, Metis (dewi kebijaksanaan), sedang mengandung Athena, Metis memberi tahu Zeus sebuah ramalan yang membuatnya sangat khawatir.

Baca Juga: Selidik Pedang-Pedang Legendaris dari Mitologi Yunani hingga Jepang

“Metis akan melahirkan gadis bermata cerah Tritogeneia (Athena) terlebih dahulu. Ia setara dengan ayahnya dalam hal kekuatan dan pemahaman yang bijaksana. Tapi setelah itu ia akan melahirkan seorang putra yang memiliki semangat yang kuat, raja para dewa dan manusia.”

Athena memiliki kemandirian dan kekuasaan jika dibandingkan dengan dewi-dewi mitologi Yunani lainnya. Namun meskipun demikian, ia masih tunduk pada ayahnya. (Jean Auguste Dominique Ingres / Public domain)

Zeus, sang raja para dewa dan manusia saat itu, tentu saja takut digulingkan. Jadi ia menelan Metis dan bayinya yang belum lahir. Namun, meskipun banyak rintangan, Athena lahir sebagai wanita dewasa dari kepala Zeus, berpakaian lengkap dengan baju besi.

Sejak lahir, Athena memenuhi ramalan itu dengan menjadi setara dengan ayahnya dalam hal kekuatan dan kebijaksanaan. Untungnya, alih-alih menjadi saingan Zeus, ia menjadi penasihatnya yang berharga.

Namun, Athena tidak menunjukkan kebijaksanaannya yang lebih tinggi daripada Zeus. Pasalnya, hal itu akan membuatnya melihatnya sebagai ancaman, seperti yang tersirat dalam ramalan.

Athena memegang posisi kekuasaan yang tinggi, ia menjadi ‘favorit’ dan diberi kebebasan. Namun, Athena tetap tunduk kepada ayahnya.

Meski Athena merupakan putri favorit, ia tidak diizinkan untuk memiliki kebebasan penuh. Ia harus selalu meminta izin Zeus sebelum bertindak, karena takut akan hukuman.

Dalam Perang Troya, Athena sangat ingin melihat Troya dihukum atas tindakan mereka terhadap orang-orang Yunani dan dewa-dewa Yunani. Namun, Zeus memberikan dukungan kepada kedua belah pihak yang menyebabkan kekacauan di medan perang. Athena harus bergabung dengan Hera untuk meyakinkan Zeus agar membiarkan orang Yunani kuno memukul mundur orang Troya.

Athena tunduk pada perintah Zeus karena ia adalah putrinya dalam hierarki patriarki. Athena berada di bawahnya dalam hal status dan kekuasaan. Athena akan menghabiskan waktu selamanya untuk tunduk kepada ayahnya.

Persephone, dewi musim semi dan kesuburan

Persephone adalah korban dari kasus ketidakadilan klasik dalam sejarah feminisme. Tanpa sepengetahuannya tentang perjanjian, Persephone dinikahkan oleh ayahnya, Zeus, dengan Hades.

Suatu hari ketika Persephone sedang memetik bunga di padang rumput, Hades tiba-tiba muncul dari tanah. Hades membawanya pergi untuk menjadi istrinya di Dunia Bawah. Persephone tidak mengetahui tentang perjanjian antara Hades dan ayahnya. Persephone percaya bahwa ia sedang diculik sampai akhirnya Hades menjelaskan situasi tersebut kepadanya.

Penculikan Persephone oleh Hades. (Public domain)

Persephone, dewi musim semi dan kesuburan, akhirnya menjadi Ratu Dunia Bawah. Ia harus hidup di kerajaan yang tidak memiliki kecerahan dan kehidupan seperti di dunia atas.

Beberapa sumber mengatakan bahwa Persephone diberi sebuah taman di Dunia Bawah oleh Hades. Taman tersebut dipenuhi bunga poppy merah darah. Namun, taman ini tetap tidak dapat menggantikan berbagai macam dan kelimpahan tanaman yang dapat ditawarkan oleh dunia kehidupan.  

Sebagai hasil dari pernikahannya dengan Hades dan peran barunya sebagai Ratu Dunia Bawah, Persephone menjadi dewi ganda. Ia adalah dewi musim semi sekaligus dewi kematian.

Oleh karena itu, identitasnya terbagi antara minat awalnya. Ia memiliki ketertarikan pada musim semi dan kesuburan. Di sisi lain, Persephone memiliki peran wajib untuk memimpin orang mati bersama Hades. Akibatnya, posisi dan pengaruhnya tampak sangat bertentangan.

Contoh-contoh di atas menunjukkan bahwa bahkan dewi-dewi mitologi Yunani pun mengalami penindasan dari kaum pria, termasuk dewa. Hal ini menunjukkan bahwa mereka tidak mampu mewakili kekuatan ilahinya.

Dalam mitologi Yunani, penindasan laki-laki paling baik digambarkan oleh sosok Zeus, yang memiliki kendali besar atas kehidupan orang lain. Kekuasaan dan kendalinya melambangkan struktur patriarki masyarakat dewa dan manusia.

Status para dewi bergantung pada kekuatan dan perlindungan Zeus. Tapi para dewi mitologi Yunani pun berusaha melawan Zeus. Hal ini menunjukkan bagaimana para dewi melawan pengekangan.