Hari-hari Terakhir Marie Antoinette, Masih Sempat Minta Maaf saat Tak Sengaja Injak Kaki Orang Lain

By Sysilia Tanhati, Selasa, 27 Agustus 2024 | 12:50 WIB
Pada tanggal 16 Oktober 1793, Marie Antoinette dipenggal dengan guillotine. Eksekusinya hanya berjarak beberapa bulan setelah suaminya, Raja Louis XVI, mengalami nasib yang sama. (William Hamilton/Museum of the French Revolution)

Marie Antoinette menekuni semangat Kerajaan Prancis — berjudi, berpesta, dan berbelanja. Kegemarannya ini membuatnya mendapat julukan “Madame Deficit”. Di saat yang sama, rakyat jelata Prancis menderita karena ekonomi yang buruk.

Namun, meskipun ceroboh, ia juga dikenal karena kebaikan hatinya dalam masalah pribadi. Marie Antoinette dilaporkan telah mengadopsi beberapa anak yang kurang beruntung. Seorang dayang dan teman dekatnya bahkan mengenang.

“Ia sangat senang berbuat baik dan benci kehilangan kesempatan untuk melakukannya.”

Revolusi Prancis menggulingkan monarki

Sebaik apa pun Marie Antoinette, kelas bawah Prancis mulai menganggapnya sebagai kambing hitam atas semua masalah di Prancis. Orang-orang memanggilnya L'Autrichienne (jalang).

Kasus kalung berlian memperburuk keadaan. Saat itu seorang bangsawan gadungan menipu seorang kardinal agar membeli kalung yang sangat mahal atas nama ratu. Padahal ratu sebelumnya menolak untuk membelinya. Berita tentang bencana itu tersebar pada tahun 1785.

Orang-orang mengira Marie Antoinette mencoba mendapatkan kalung 650 berlian tanpa membayarnya. Maka reputasinya yang sudah goyah pun hancur.

Terinspirasi oleh Revolusi Amerika, rakyat Prancis pun mulai memberontak. Mereka juga frustasi karena Raja Louis XVI menempatkan Prancis dalam depresi ekonomi sebagian dengan membayar untuk mendukung Amerika.

Kemudian tibalah musim panas tahun 1789. Warga Paris menyerbu Penjara Bastille, membebaskan tahanan politik dari simbol kekuasaan Ancien Regime. Pada bulan Oktober tahun itu, rakyat melakukan kerusuhan karena harga roti yang selangit. Mereka berbaris sejauh 20 km dari ibu kota ke gerbang emas Versailles.

Legenda mengatakan bahwa Marie Antoinette yang ketakutan memikat massa yang sebagian besar perempuan dari balkonnya. Untuk menenangkan massa, ia membungkuk kepada mereka dari atas. Ancaman kekerasan massa berubah menjadi teriakan, “Hidup ratu!”

Namun ratu tidak tenang. “Mereka akan memaksa kita pergi ke Paris, raja dan aku,” katanya, “didahului oleh kepala pengawal kita yang ditombak.”

Baca Juga: Krisis Ekonomi Terjadi, Bagaimana Kehidupan 4 Anak Marie Antoinette?