Hari-hari Terakhir Marie Antoinette, Masih Sempat Minta Maaf saat Tak Sengaja Injak Kaki Orang Lain

By Sysilia Tanhati, Selasa, 27 Agustus 2024 | 12:50 WIB
Pada tanggal 16 Oktober 1793, Marie Antoinette dipenggal dengan guillotine. Eksekusinya hanya berjarak beberapa bulan setelah suaminya, Raja Louis XVI, mengalami nasib yang sama. (William Hamilton/Museum of the French Revolution)

Ketenangan Marie Antoinette di pengadilan mungkin membuatnya disukai oleh para hadirin. Sayangnya, ketenangan itu tidak menyelamatkannya dari kematian.

Pada dini hari tanggal 16 Oktober 1793, ia dinyatakan bersalah atas pengkhianatan tingkat tinggi: menguras kas negara dan berkonspirasi melawan keamanan negara. Dakwaan pertama saja sudah cukup untuk mengirimnya ke guillotine.

Hukuman terhadapnya tidak dapat dihindari. Seperti yang dikatakan oleh sejarawan Antonia Fraser, “Marie Antoinette sengaja menjadi sasaran untuk mengikat orang Prancis dalam semacam ikatan darah.”

Menjelang kematian Marie Antoinette

Sesaat sebelum ia menghadapi guillotine di Place de la Revolution, sebagian besar rambutnya yang seputih salju dipotong.

Pada pukul 12:15 siang, dia melangkah ke perancah untuk menyambut algojo Charles-Henri Sanson. Ia adalah algojo terkenal yang baru saja memenggal kepala suaminya 10 bulan sebelumnya.

Pria bertopeng hitam itu adalah pendukung awal mesin Guillotine. Namun ia mungkin tidak pernah bermimpi harus memenggal kepala mantan majikannya, Ratu Prancis.

Eksekusi Ratu Marie Antoinette dengan guillotine. (Anonymous, 1793/Public Domain)

Marie Antoinette, berpakaian putih sederhana yang sangat berbeda dari sutra dan satin biru muda khasnya. Sebelum eksekusi, ia secara tidak sengaja menginjak kaki Sanson.

Dia berbisik kepada pria itu:

“Maafkan saya, Tuan, saya tidak melakukannya dengan sengaja.”

Itulah kata-kata terakhirnya.

Setelah bilah pisau jatuh, Sanson mengangkat kepalanya ke arah kerumunan yang bersorak, yang meneriakkan “Vive la Republique!”

Jenazah Marie Antoinette dibawa ke kuburan di belakang Gereja Madeleine. Saat itu para penggali kubur sedang istirahat makan siang. Kesempatan ini memberi Marie Grosholtz — yang kemudian dikenal sebagai Madame Tussaud — cukup waktu untuk membuat cetakan lilin wajah Marie Antoinette. Setelah itu, sang mantan ratu ditempatkan di kuburan tanpa nama.

Puluhan tahun kemudian, pada tahun 1815, adik laki-laki Louis XVI menggali kembali jenazah Marie Antoinette. Sang ipar memberikannya pemakaman yang layak di Basilika Saint-Denis. Yang tersisa darinya, selain tulang-tulangnya dan sebagian rambutnya yang putih, hanyalah dua ikat pinggang dalam kondisi sangat baik.