Jepang Bakal Andalkan 'Blue Carbon' untuk Kurangi Emisi, Sekaligus Restorasi Pesisirnya

By Ade S, Rabu, 28 Agustus 2024 | 14:33 WIB
Jepang punya cara unik kurangi emisi! Dengan memanfaatkan 'blue carbon', mereka restorasi pesisir sambil lawan perubahan iklim. (Serp Pae)

Manfaat Tambahan

Minat Jepang terhadap karbon biru bukanlah hal baru. Sejak tahun 2013, pemerintah Jepang telah memasukkan penelitian dan pengembangan karbon biru ke dalam agenda kebijakan kelautannya.

Pada tahun 2018, komitmen ini semakin diperkuat dengan adanya rencana yang lebih konkret untuk mengimplementasikan inisiatif karbon biru, yang dipimpin langsung oleh Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi, dan Pariwisata.

Sebagai upaya untuk menyinergikan berbagai program yang terkait dengan karbon biru, pemerintah Jepang pada awal tahun 2023 membentuk Dewan Liaison Karbon Biru. Dewan ini berfungsi sebagai wadah koordinasi bagi berbagai kementerian untuk bekerja sama dalam memanfaatkan potensi karbon biru secara maksimal.

Salah satu instrumen yang dianggap penting untuk mendorong proyek-proyek karbon biru adalah mekanisme carbon offset atau penggantian kerugian karbon. Carbon offset merupakan sertifikat yang menunjukkan pengurangan emisi gas rumah kaca yang telah dilakukan oleh suatu proyek. Dengan adanya carbon offset, perusahaan atau individu yang masih menghasilkan emisi dapat membeli sertifikat ini untuk mengimbangi emisinya.

Jepang punya cara unik kurangi emisi! Dengan memanfaatkan 'blue carbon', mereka restorasi pesisir sambil lawan perubahan iklim. (M. Huxham, D. Whitlock, M. Githaiga & A. Dencer-Brown)

Meskipun mekanisme carbon offset masih menjadi perdebatan di tingkat internasional, pemerintah Jepang telah menjadikan perdagangan kredit karbon sebagai salah satu pilar strategi dekarbonisasinya. Saat ini, pemerintah Jepang telah mengeluarkan kredit karbon untuk berbagai kegiatan, seperti penghematan energi, penggunaan energi terbarukan, dan pengelolaan hutan.

Di tengah ambisi Jepang untuk mencapai netralitas karbon pada tahun 2050, seorang ilmuwan bernama Tomohiro Kuwae melihat peluang besar dalam ekosistem laut. Melihat potensi karbon biru—karbon yang terperangkap dalam ekosistem pesisir seperti padang lamun dan hutan mangrove—Kuwae mendirikan Asosiasi Ekonomi Biru Jepang (JBE) pada tahun 2020.

Keputusan Kuwae untuk mendirikan JBE ternyata sangat tepat waktu. Hanya beberapa bulan setelah pendirian JBE, pemerintah Jepang mengumumkan target ambisius untuk mencapai emisi nol bersih pada tahun 2050. Hal ini mendorong Kuwae dan timnya untuk segera mengembangkan sistem kredit karbon biru yang efektif.

"Awalnya, saya memperkirakan butuh waktu sekitar tiga tahun untuk membangun sistem ini secara bertahap," kata Kuwae. "Namun, dengan adanya target pemerintah yang begitu jelas, kami harus mempercepat prosesnya."

JBE bekerja sama dengan pemerintah untuk mengembangkan sistem kredit karbon biru. Saat ini, JBE telah mensertifikasi lebih dari 29 proyek restorasi pesisir di seluruh Jepang.

Baca Juga: Bagaimana Mangrove Pesisir Membantu Menjaga Bumi Tetap Dingin