Nyamuk dari segala usia dan jenis kelamin berfungsi sebagai sumber makanan bagi semua jenis makhluk. Misalnya ikan, kura-kura, capung, burung penyanyi yang bermigrasi, dan kelelawar.
Selain itu, nyamuk jantan pada banyak spesies nyamuk hanya memakan nektar. Hal ini menjadikan beberapa spesies penyerbuk utama tanaman seperti beberapa tanaman dan bunga—bahkan anggrek.
Bagaimana dengan kelelawar?
Mungkin lebih dari hewan lainnya, kelelawar sering disebut-sebut sebagai musuh terbesar nyamuk. Tentunya membasmi semua nyamuk akan lebih memengaruhi kelelawar daripada kebanyakan nyamuk?
Tidak demikian, kata Winifred Frick, seorang ahli biologi kelelawar di Universitas California, Santa Cruz.
Kebanyakan kelelawar sebenarnya adalah predator generalis. Artinya mereka memakan apa pun yang bisa mereka tangkap—nyamuk, kumbang, atau lainnya.
“Tidak ada spesies kelelawar yang khusus memangsa nyamuk,” kata Frick.
Faktanya, beberapa spesies nyamuk paling aktif di siang hari. Jadi kelelawar hanya memiliki sedikit kesempatan untuk memakan nyamuk.
Lebih jauh lagi, perihal metode yang kita gunakan untuk membasmi nyamuk. Misalnya pestisida seperti DDT, mungkin akan lebih mematikan bagi kelelawar daripada mengurangi mangsa.
“Saya khawatir kerusakan tambahan dari penyemprotan pestisida yang ekstensif dapat berdampak sangat buruk pada kelelawar dan satwa liar lainnya,” kata Frick.
Jelas, jika Anda menyingkirkan hewan dari ekosistem ini, sesuatu akan berubah, kata Marm Kilpatrick, seorang ahli ekologi penyakit di University of California-Santa Cruz. Namun, apakah dampaknya akan menjadi sesuatu yang akan diperhatikan oleh kebanyakan orang?
Baca Juga: Dunia Hewan: Spesies Baru Nyamuk Raksasa Ditemukan di Kamboja