Bagaimana Obelisk Mesir Kuno bisa Menyebar ke Penjuru Dunia?

By Sysilia Tanhati, Jumat, 6 September 2024 | 16:00 WIB
Obelisk merupakan salah satu ekspresi monumental paling khas dari budaya Mesir kuno. Sayangnya, hanya sedikit yang tersisa di Mesir. (Griffin Wooldridge/Pexels)

Augustus Caesar memulai tradisi pengangkutan obelisk ke Roma yang akan berlanjut sepanjang periode kekaisaran. Pada awalnya, obelisk dianggap sebagai rampasan perang, simbol kemenangan Romawi atas Mesir kuno.

Kemudian kultus Mesir menjadi populer di Roma. Obelisk Mesir kuno pun diapresiasi karena makna simbolis dan religiusnya.

Upaya yang dibutuhkan untuk membawa obelisk dari Mesir ke Romawi sangatlah besar. (Giuseppe Vasi)

Merupakan hal yang umum bagi sebuah obelisk besar untuk ditempatkan di sirkus Romawi. Obelisk akan menghiasi spina, penghalang utama tempat balapan kereta perang berlari.

Dalam konteks ini, obelisk mempertahankan hubungan yang menentukan dengan matahari. Bagi orang Romawi, balapan tersebut mewakili lintasan Apollo, dewa matahari, melintasi langit.

Obelisk yang lebih kecil biasanya ditempatkan di kuil yang didedikasikan untuk Isis atau Serapis, dewa Yunani-Mesir.

Saat ini Roma memiliki 13 obelisk Mesir kuno. “Jauh lebih banyak daripada kota—atau negara—lain di dunia,” ujar Faenza.

Obelisk Circus Maximus

Pada tahun 10 SM, Kaisar Romawi Augustus membawa obelisk pertama ke Roma dari Mesir. Obelisk tersebut ditempatkan di spina Circus Maximus.

Pembangunan obelisk ini dimulai di bawah Seti I dan diselesaikan oleh Ramses II dan putranya Merneptah. Berasal dari Heliopolis, obelisk yang dibawa oleh Kaisar Augustus terbuat dari granit merah.

Tingginya hampir 24 meter dan beratnya sekitar 235 ton, obelisk ini diangkut dari Mesir dengan kapal. Monumen kuno ini dipamerkan untuk dikagumi orang-orang di galangan kapal di Puteoli (sekarang Pozzuoli, di Teluk Naples).

Baca Juga: Selisik Sejarah Serangan Militer Kekaisaran Ottoman ke Eropa dan Mesir