Rumitnya Mengurai Manuskrip Astronom dan Matematikawan Yunani Kuno Ptolemeus

By Ricky Jenihansen, Kamis, 12 September 2024 | 12:00 WIB
Naskah Yunani kuno Ptolemeus diperkirakan ditulis pada abad pertama Masehi dan ditemukan pada tahun 1819. (Ancient Origin)

Akhirnya, setelah 200 tahun, metode modern berhasil menguraikan manuskrip yang berisi informasi mengenai instrumen ilmiah yang dikenal sebagai Meteoroscope.

Meteoroscope adalah alat yang digunakan oleh para astronom di zaman kuno untuk mempelajari bintang dan jarak.

Claudius Ptolemeus adalah seorang astronom, astrolog, dan ahli geografi. Karyanya terkait astrologi mempengaruhi para astrolog Barat hingga kini. (Wikimedia)

Secara khusus, Meteoroscope Ptolemeus dapat digunakan untuk sejumlah aplikasi.

Aplikasi tersebut termasuk memberi tahu waktu dengan memprediksi ekuinoks atau titik balik matahari dan memastikan garis lintang seseorang dan lokasi sebuah planet.

Meski sempat mengalami kesulitan untuk menguraikan seperti apa Meteoroscope itu dan bagaimana cara kerjanya. Pada akhirnya peneliti berhasil mengungkap tentang "sembilan cincin."

Hasilnya, menurut teks terjemahan, sembilan cincin Meteoroscope memiliki nama dan fungsi sebagai berikut:

1. Cincin yang membawa suspensi atau "pembawa": Cincin tetap yang tampaknya digunakan untuk menggantungnya pada sesuatu

2. Hektemoros atau "enam bagian": Cincin yang dipasang tegak lurus terhadap pembawa, memotongnya dua kali dan berukuran sama

3. "Horizon": Cincin ini dipasang pada titik mata angin ke pembawa dan enam bagian

4. "Meridian": Bagian ini terletak di dalam pembawa dan tetap di tempatnya oleh flens, tetapi orientasinya dapat disesuaikan menurut garis lintang

Baca Juga: Aristoxenus, Filsup Yunani Kuno dan Ahli Musik Pertama di Dunia Barat