Kisah Para Wanita Rupawan yang Menjebak Odysseus di Mitologi Yunani

By Sysilia Tanhati, Sabtu, 14 September 2024 | 18:00 WIB
Dalam pelayaran dari Troya ke Ithaca, Odysseus bertemu dengan Circe, Siren, dan Calypso. Para wanita mitologi Yunani itu cantik tapi mematikan. (Public domain)

Homer menggambarkan Calypso sebagai putri Titan Atlas, yang menyangga pilar langit dan laut. Dalam epos Homer, Calypso menahan Odysseus di pulaunya selama 7 tahun, yang merupakan sebagian besar perjalanannya pulang.

Calypso ingin menjadikan Odysseus sebagai suaminya yang abadi dan memikatnya dengan nyanyiannya saat ia menenun di alat tenunnya. Odysseus melakukan semua tugas sebagai suami bagi Calypso.

Bahkan di bawah mantra Calypso, Odysseus menginginkan kehidupan yang berbeda. Janji keabadian tidak membuatnya melupakan istrinya, Penelope. Odysseus, seorang pria, tidak menginginkan kehidupan sebagai dewa.

Ia lebih memilih kehidupan sebagai manusia, bahkan dengan semua kesulitannya yang jelas-jelas tidak ada saat bersama Calypso.

Menyadari bahwa Odysseus ingin meninggalkan pulau itu, Athena meminta Zeus untuk memerintahkan pembebasan Odysseus. Zeus mengirim Hermes untuk memberi tahu Calypso agar membebaskan Odysseus. Pasalnya, bukanlah takdirnya untuk tetap tinggal di pulau itu selamanya.

Calypso akhirnya, dengan keras kepala, setuju untuk membebaskan Odysseus. Sang bidadari mengirimnya pergi dengan membawa anggur, roti, dan bahan-bahan untuk membuat rakit.

Wanita-wanita di atas, meskipun tidak tampak mengerikan, namun mereka memiliki kekuatan untuk memikat manusia. Mereka melakukan semua itu dengan pesona yang memabukkan.

Dengan banyak bantuan, Odysseus mampu kembali atau melepaskan diri dari pesona ini. Bahkan wanita yang tampaknya paling tidak mengancam dari ketiganya, Calypso, berhasil menahan Odysseus selama 7 tahun. Calypso terbukti menjadi salah satu rintangan terbesar dalam perjalanannya.

Para wanita tersebut dipandang sebagai tukang sihir dan penipu pria. Mereka mengalihkan fokus pria dari tujuan atau jalan yang mereka tuju. Hal ini mencerminkan perasaan yang ditemukan di Yunani kuno bahwa wanita adalah makhluk penipu. Wanita dipandang tidak dapat mengendalikan hasrat seksualnya dan berusaha menjebak para pria.

Hal ini menjadi sangat jelas jika dibandingkan dengan monster pria, seperti Cyclops Polyphemus. Polyphemus tidak memiliki sifat yang memesona dan menipu seperti wanita-wanita di atas. Odysseus segera menyadari tipu dayanya dan mampu menang melawan Polyphemus dengan tipu dayanya sendiri.

Meski sadar jika dirinya dijebak, jika menyangkut monster wanita dan dewi, Odysseus membutuhkan bantuan para dewa dan yang lainnya. Mereka semua memperingatkannya dan membantunya membebaskan diri dari wanita-wanita itu.