Nationalgeographic.co.id—Pertarungan epik antara tokoh utama Iliad Achilles dan raja Etiopia Memnon, merupakan pertempuran antara dua pejuang tangguh yang akan menentukan nasib Troya dalam mitologi Yunani.
Seperti diketahui, syair epik Homer, bersama dengan The Odyssey, telah mempertahankan pengaruh yang sangat besar pada sastra Barat hingga hari ini.
Hal itu juga berlaku untuk Achilles, pejuang yang tak kenal takut yang menjadi simbol keberanian. Salah satu kisahnya yang terkenal adalah pertarungan epik melawan Memnon.
“Bernyanyilah, Dewi, tentang amukan putra Peleus, Achilles,” adalah baris pembuka Iliad, syair yang menggambarkan beberapa minggu dari Perang Troya yang berlangsung selama sepuluh tahun dengan banyak kisah pahlawan Achilles.
Mitologi Yunani mengatakan bahwa sang pahlawan menjadi kebal karena ibunya Thetis, telah mencelupkannya ke sungai Styx saat masih bayi.
Namun, ia masih memiliki satu bagian tubuhnya yang rentan, tumit yang dipegang ibunya untuk mencelupkannya ke sungai.
Memnon tiba di Troya untuk melawan Achilles dan orang-orang Yunani
Memnon, dalam mitologi Yunani adalah raja orang-orang Etiopia dan putra Tithonus (putra Laomedon, raja legendaris Troya) dan Eos (dewi fajar).
Ia adalah pahlawan pasca-Homer yang setelah kematian prajurit Troya, Hector, pergi untuk membantu pamannya, Priam, raja terakhir Troya, melawan orang-orang Yunani.
Ketika ia membawa pasukan prajuritnya yang besar ke Troya untuk membantu pertahanan kota, raja Troya yang terkepung menyambutnya dengan tangan terbuka.
Ia diharapkan dapat mengakhiri pengepungan Yunani yang merusak. Pertarungan antara Achilles dan Memnon diceritakan secara singkat dalam Iliad dan Odyssey karya Homer.
Baca Juga: Lenyapnya Peradaban Minoa dan Legenda Atlantis dalam Mitologi Yunani
Source | : | Greek Reporter |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR