Kisah Para Wanita Rupawan yang Menjebak Odysseus di Mitologi Yunani

By Sysilia Tanhati, Sabtu, 14 September 2024 | 18:00 WIB
Dalam pelayaran dari Troya ke Ithaca, Odysseus bertemu dengan Circe, Siren, dan Calypso. Para wanita mitologi Yunani itu cantik tapi mematikan. (Public domain)

Nationalgeographic.co.id—Selama pelayaran panjangnya dari Troya ke Ithaca, Odysseus bertemu dengan banyak monster dan makhluk mitologi Yunani. Dari semua itu, yang paling membahayakan adalah para wanita rupawan yang mematikan.

Ada Circe, Siren, dan Calypso. Cantik namun berbahaya, para wanita itu terbukti menjadi rintangan yang sulit dan menakutkan bagi perjalanan pulang Odysseus.

Penyihir Circe

Setelah melarikan diri dari pulau Laestrygonians, Odysseus dan krunya menemukan Aeaea dan rumah Circe. Dalam mitologi Yunani, Circe disebut-sebut sebagai penyihir sekaligus bidadari. Circe memiliki pengetahuan luas tentang ramuan dan tanaman herbal.

Odysseus dan separuh krunya tetap tinggal bersama kapal-kapal sementara yang lain pergi mencari Aeaea. Regu pencari menemukan rumah Circe, yang digambarkan sebagai rumah besar di tanah lapang di tengah hutan lebat. Di sekeliling rumah ada singa dan serigala, yang awalnya membuat takut kru.

Namun, mereka menyadari betapa jinaknya binatang buas itu. Kemudian diketahui bahwa hewan buas tersebut adalah korban Circe yang sebelumnya diberi obat bius dan ramuannya.

Di rumah Circe, kru Odysseus disambut sebagai tamu. Sebagai tuan rumah, Circe memberi mereka keju dan madu yang telah diberi ramuan. Setelah menikmati suguhan, kru Odysseus berubah menjadi babi.

Ada satu kru yang tidak berubah jadi babi dan berhasil melarikan diri. Ia memperingatkan Odysseus dan separuh kru lainnya tentang apa yang telah terjadi.

Odysseus memberanikan diri ke rumah Circe untuk menyelamatkan anak buahnya. Di tengah jalan, ia dihentikan oleh Dewa Hermes, yang dikirim oleh Athena. Hermes memberi tahu Odysseus tentang ramuan yang disebut moly yang akan melindunginya dari ramuan Circe.

Karena kebal terhadap ramuannya, Odysseus bertindak seolah-olah ia akan menyerangnya. Setelah itu, Circe mencoba membujuk Odysseus untuk tidur dengannya, yang dihindarinya, karena saran Hermes.

Setelah melakukan semua ini, Odysseus meyakinkan Circe untuk mengubah krunya kembali menjadi manusia dan membebaskan mereka.

Baca Juga: Siapa Saja Karakter Mitologi Yunani yang Muncul dalam Serial KAOS di Netflix?

Siren

Dalam mitologi Yunani, Odysseus juga bertemu dengan siren yang terkenal selama pengembaraannya. Biasanya, dalam penggambaran mitologi Yunani, siren adalah makhluk setengah wanita setengah burung.

Siren kerap dikisahkan sedang bertengger di bebatuan di tepi laut dan menyanyikan lagu-lagu indah. Lagu-lagu itu memikat pria yang menolak untuk pergi dan akhirnya mati kelaparan.

Dalam Odyssey, Circe memperingatkan Odysseus tentang siren dan menyuruhnya untuk menyumbat telinganya dan krunya. Telinga mereka disumbat dengan lilin lebah untuk menghalangi lagu-lagu indah siren masuk ke telinga.

Karena penasaran dengan lagu-lagu yang dinyanyikan para siren, Odysseus hanya menyumbat telinga krunya dengan lilin lebah. Ia kemudian menyuruh anak buahnya mengikatnya ke tiang kapal dan memerintahkan mereka untuk tidak melepaskannya. "Tidak peduli seberapa banyak Odysseus memohon," tulis Julia Huse di laman Ancient Origins.

Odysseus mendengar lagu itu, memohon, dan meminta agar krunya melepaskannya. Alih-alih menuruti, krunya yang setia malah mengencangkan tali lebih erat, mengikatnya ke tiang kapal.

Kemudian terungkap bahwa alasan lagu-lagu itu memikat manusia adalah karena lagu-lagu itu menyanyikan kebenaran masa lalu dan masa depan. Lagu-lagu itu dinyanyikan kepada Odysseus tentang usaha-usahanya di masa lalu.

Misalnya kejayaan dan penderitaan yang dialaminya di medan perang Troy. Juga tentang tindakan-tindakannya di masa depan serta apa yang akan dicapainya.

Lagu-lagu siren secara keliru menjanjikan bahwa para pendengarnya akan hidup untuk menceritakan kebenaran-kebenaran ini kepada orang lain.

Nymp Calypso

Di akhir pengembaraannya, Odysseus terdampar sendirian di pulau Ogygia. Dikenal sebagai omphalos, yang berarti pusar atau pusat, laut, pulau ini merupakan rumah bagi nymph Calypso (bidadari Kalipso).

Baca Juga: Dua Wajah Kepahlawanan Mitologi Yunani, Odysseus vs Achilles

Homer menggambarkan Calypso sebagai putri Titan Atlas, yang menyangga pilar langit dan laut. Dalam epos Homer, Calypso menahan Odysseus di pulaunya selama 7 tahun, yang merupakan sebagian besar perjalanannya pulang.

Calypso ingin menjadikan Odysseus sebagai suaminya yang abadi dan memikatnya dengan nyanyiannya saat ia menenun di alat tenunnya. Odysseus melakukan semua tugas sebagai suami bagi Calypso.

Bahkan di bawah mantra Calypso, Odysseus menginginkan kehidupan yang berbeda. Janji keabadian tidak membuatnya melupakan istrinya, Penelope. Odysseus, seorang pria, tidak menginginkan kehidupan sebagai dewa.

Ia lebih memilih kehidupan sebagai manusia, bahkan dengan semua kesulitannya yang jelas-jelas tidak ada saat bersama Calypso.

Menyadari bahwa Odysseus ingin meninggalkan pulau itu, Athena meminta Zeus untuk memerintahkan pembebasan Odysseus. Zeus mengirim Hermes untuk memberi tahu Calypso agar membebaskan Odysseus. Pasalnya, bukanlah takdirnya untuk tetap tinggal di pulau itu selamanya.

Calypso akhirnya, dengan keras kepala, setuju untuk membebaskan Odysseus. Sang bidadari mengirimnya pergi dengan membawa anggur, roti, dan bahan-bahan untuk membuat rakit.

Wanita-wanita di atas, meskipun tidak tampak mengerikan, namun mereka memiliki kekuatan untuk memikat manusia. Mereka melakukan semua itu dengan pesona yang memabukkan.

Dengan banyak bantuan, Odysseus mampu kembali atau melepaskan diri dari pesona ini. Bahkan wanita yang tampaknya paling tidak mengancam dari ketiganya, Calypso, berhasil menahan Odysseus selama 7 tahun. Calypso terbukti menjadi salah satu rintangan terbesar dalam perjalanannya.

Para wanita tersebut dipandang sebagai tukang sihir dan penipu pria. Mereka mengalihkan fokus pria dari tujuan atau jalan yang mereka tuju. Hal ini mencerminkan perasaan yang ditemukan di Yunani kuno bahwa wanita adalah makhluk penipu. Wanita dipandang tidak dapat mengendalikan hasrat seksualnya dan berusaha menjebak para pria.

Hal ini menjadi sangat jelas jika dibandingkan dengan monster pria, seperti Cyclops Polyphemus. Polyphemus tidak memiliki sifat yang memesona dan menipu seperti wanita-wanita di atas. Odysseus segera menyadari tipu dayanya dan mampu menang melawan Polyphemus dengan tipu dayanya sendiri.

Meski sadar jika dirinya dijebak, jika menyangkut monster wanita dan dewi, Odysseus membutuhkan bantuan para dewa dan yang lainnya. Mereka semua memperingatkannya dan membantunya membebaskan diri dari wanita-wanita itu.